Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Ketika Kesalahan Mulai Dilanggar

×

Ketika Kesalahan Mulai Dilanggar

Sebarkan artikel ini

Oleh : CAKRAWALA BINTANG

Ketika manusia yang telah banyak minum minuman keras, sehingga mabuk, kemudian mengadakan perkelahian, lalu saling ingin menjatuhkan lawan, akhirnya menggunakan senjata tajam hingga terjadilah pembunuhan. Mengikuti alur ini, yang mana penyebab kesalahan utama? Apakah karena membunuh dengan senjata tajam? Ataukah disebabkan minuman keras? Atau karena penyakit masyarakat, sehingga seseorang tidak bisa menghindari minuman keras?

Kalimantan Post

Mengapa seseorang bisa mabuk? Padahal minuman keras itu dipakai orang Barat yang iklim udaranya dingin. Minuman itu sebenarnya tidak memabukan jika dikonsumsi sesuai dengan ukurannya. Jika pagi satu sloki, kemudian siang satu sloki dan malam satu sloki. Jadi ini hanyalah masalah aturan, jika aturan pemakaiannya benar, maka efeknya benar juga. Jadi mabuk itu, karena berlebihan, sehingga merusak sistim tubuh, maka seseorang cenderung menjadi galak dan ingin berkelahi, akhirnya juga menguasai orang lain atau membunuhnya.

Oleh karena itu, jika seseorang yang ada pada lembaga hukum telah melakukan pelanggaran, apa efeknya? Efeknya adalah jika seseorang telah melanggar pertama kali, maka untuk selanjutnya akan menimbulkan pelanggaran-pelanggaran yang lain lagi. Walaupun itu sebenarnya adalah menyalahi “kode etika” saja. Jika keputusan yang telah dikeluarkan oleh putusan yang kontraversi, itu telah diberlakukan pada kehidupan bernegara. Lalu kemudian siapa sebenarnya yang telah menjadi korban?

Jadi, jika anggota lembaga penegak hukum itu telah melanggar aturan undang-undang sudah mulai dibenarkan, atau karena takut yang merupakan sistim yang sudah akut dan riskan, maka sekali seseorang yang mabuk itu melangggar aturannya, maka potensi melanggar itu akan terus menuntut untuk melakukan pelanggaran yang lain lagi.

Oleh karena itu ketidak tegasan hukum, dengan apa yang namanya darurat seringkali disalahgunakan oleh mereka yang sangat haus kekuasaan. Ini sungguh membebankan generasi berikutnya untuk menyesaikan sesuatu yang sebenarnya bukan pelaku-pelakunya. Mengapa masih ada toleransi pada penegak hukum yang menyalahgunakan undang-undang? Kemudian apalagi jika itu Undang-Undang tentang Pemilu, tentang calon-calon persyaratan presiden misalnya? Mengapa pula hukum masih banyak tidak dimengerti oleh mayoritas orang. Jika itu semua, yang merupakan sebuah kesalahan yang dibenarkan, namun karena sifatnya hukum itu mempunyai alasan yang jelas dan bersifat obyektif. Maka akan kembali diuji serta dianalisa oleh generasi berikutnya?

Baca Juga :  MENYAYANGI ORANG MISKIN

Mereka yang mabuk, memang tidak mempunyai kesadaran untuk mengerti siapa dirinya pada saat melakukan itu semua. Tetapi pula seseorang yang mabuk masih diberi kesempatan untuk memutuskan sesuatu? Bila ternyata sebuah putusan yang “nyeleneh” telah diputuskan oleh dewan kode etika, telah melakukan pelanggaran. Maka semestinya putusan yang “nyeleneh” itu tidak bisa dipakai atau dibatalkan. Karena logikanya penyalah gunaan yang diputuskan oleh kode etika, itu bahwa keputusan yang dibuat adalah pelanggaran. “Sudah semestinya putusan yang dibuatnya itu tidak dipakai”.

Iklan
Iklan