BANJARMASIN, KP – Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina menyatakan Perumda PALD sangat membutuhkan penyertaan modal untuk mendukung operasional dan pengembangan usaha.
Menurutnya modal awal Perumda PALD selalu tergerus biaya operasional yang mencapai 500 Juta rupiah per bulan.
Hal ini karena kapasitas pengolahan limbah yang mencapai 15.000 pelanggan, namun jumlah pelanggan yang ada hanya sekitar 6000 hingga 7000 pelanggan.
Parahnya lagi, sepanjang tahun 2023 hanya bisa mengaet pelanggan baru mencapai 300 pelanggan saja.
“Setiap usulan kita untuk penyertaan modal selalu ditolak oleh DPRD sekarang, mungkin usulan kita untuk penyertaan modal mungkin disetujui oleh DPRD yang baru,” kata Ibnu Sina.
Untuk tetap bertahan, minimal PAL D tidak rugi dahulu dengan pelanggan yang sangat sedikit, karena pendapatan PAL D mencapai 350 juta rupiah per bulan, sementara biaya operasional mencapai 500 juta per bulan.
“Kalau ada disetujui saja penambahan modal sebesar 10 milyar rupiah saja, sangat membantu PALD, setidaknya tidak membuat rugi, tapi sekarang tambahan itu mulai mengecil sekitar 150 juta rupiah per bulan,” sebut Ibnu Sina.
Sementara, Direktur PALD Kota Banjarmasin, Endang Waryono mengatakan kondisi PAL D cukup sulit.
Walaupun terdapat kenaikan tarif dapat menutup biaya operasional namun masih ada kewajiban yang dilakukan.
Seperti jumlah pelanggan yang bertambah maka bertambah juga biaya operasional, misalnya saja biaya sedot lumpur tinja 2 tahun sekali untuk mitra PALD, perbaikan pipa yang rusak atau yang lepas, serta penyedotan untuk saluran limbah yang buntu setiap 1 tahun sekali.
“Insya Allah dengan tambahan 180.000 hingga 200.000 pelanggan, biaya operasional tertutupi,” tutup Endang Waryono. (mar/K-3)