Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
BanjarmasinTRI BANJAR

Universitas Sari Mulia Banjarmasin Secara Resmi Buka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker

×

Universitas Sari Mulia Banjarmasin Secara Resmi Buka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker

Sebarkan artikel ini
IMG 20240216 WA0009 e1708074736511

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Ketua Yayasan Indah Banjarmasin, Aizar Soedarto, BSC, MBA memotong dan menyerahkan nasi tumpeng kepada Wakil Wali Kota Banjarmasin, H Arifin Noor sekaligus menandai diresmikannya Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) Universitas Sari Mulia Banjarmasin yang berlangsung di aula universitas setempat, Jumat (16/2/2024).

Ketua Yayasan Indah Banjarmasin, Aizar Soedarto, BSC, MBA usai acara peresmian mengatakan sebenarnya pihaknya sudah lama ingin membuka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker.

Baca Koran

“Hanya saja selama ini kami terbentur tenaga pengajar yang harus disiapkan, sehingga sempat tertunda. Alhamdulillah, hari ini keinginan tersebut bisa terealisasi,” paparnya.

Ditambahkan Aizar, saat dibuka, jumlah lulusan S1 Farmasi yang mendaftar untuk mengambil pendidikan profesi Apoteker cukup banyak, sekitar 360 orang.

“Namun, kami hanya bisa menerima 30 orang. Kami sebenarnya merasa kasihan juga mereka yang tidak bisa diterima, tapi daya tampung hanya mampu menerima sebanyak itu,” ucapnya.

Rektor Universitas Sari Mulia Dr RR Dwi Sogi Sri Redjeki SKG, MPd menambahkan dibukanya Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker supaya anak-anak di Banua bisa usai lulus kuliah Farmasi bisa melanjutkan pendidikan profesi di daerah Banjarmasin saja.

“Kalau melanjutkan kuliah profesi ke Jawa, biaya sudah pasti lebih besar. Berbeda bila kuliah disini, biayanya lebih ringan,” ucapnya.

Jadi, kata Dr RR Dwi Sogi Sri Redjeki, mereka membuka program studi ini untuk meringankan beban masyrakat Kalsel sekaligus membantu mencerdaskan anak-anak Banua.

“Kami juga ingin menambah kualitas dan mutu lulusan anak-anak Banua,” ucapnya.

Selain itu, kata Rektor Universitas Sari Mulia ini, peran dan fungsi apoteker baik secara kualitas maupun kuantitas diperlukan, karena kebutuhan apoteker di Indonesia tidak akan berhenti.

Baca Juga :  Lepas 61 Kafilah, Banjarmasin Targetkan Juara Umum MTQ Kalsel ke-36

“Sehingga Universitas Sari Mulia sebagai salah satu perguruan tinggi terpanggil untuk menyelenggarakan program pendidikan apoteker pada Fakultas Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau harapan masyarakat dan negara,” ujarnya.

Semoga, kata Dwi Sogi Sri Redjeki, dalam pendirian program pendidikan profesi apoteker ini, Universitas Sari Mulia bisa memberikan dampak besar bagi masyarakat dan juga berdampak pada kemajuan negara Indonesia.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, H Arifin Noor mengatakan upaya menghasilkan lulusan apoteker yang berkompeten di bidangnya untuk menjalankan praktik ke farmasian secara berkesinambungan serta mampu meningkatkan masyarakat di Kota Banjarmasin.

“Dengan dibukanya PSPPA di Kota Banjarmasin, memberikan peluang kepada para generasi muda untuk semakin mantap dalam mengejar kariernya dibidang kesehatan serta melahirkan apoteker-apoteker handal yang mampu memberikan kontribusi besar dalam bidang kesehatan di kota ini,” paparnya.

“Ini merupakan langkah progresif yang perlu diapresiasi dari Universitas Sari Mulia Banjarmasin, sehingga besar harapan kami agar PSPPA tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu tetapi juga menjadi wadah bagi pengembangan pontensi dan karakter mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan,” ucapnya.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Apt Noffendri Roestam, S.Si mengatakan untuk mendapatkan izin membuka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker ada tantangan sendiri dan beda saat membuka S1.

“Kalau S1 kan benar-benar mutlak punya kewenangan bapak ibu mahasiswa lulus atau tidak. Namun bila profesi apoteker itu bisa dilihat secara nasional. Bagi yang ingin lulus profesi apoteker persis seperti di kedokteran. Mereka harus lulus ujian secara nasional da mengikuti praktek secara nasional. Kalau tidak lulus diujian belum bisa di yudisium sebagai seorang apoteker,” ucapnya.

Cukup ketatnya, karena mereka untuk menjaga kualitas lulusan profesi apoteker tersebut.

Baca Juga :  Akhir Pekan Nanti, Sampah di Banjarmasin Bisa Ditukar Sembako

Noffendri juga menyoroti keberadaan apotik pendidikan di Universitas Sari Mulia. “Ini ada punya pesan moral. Perguruan tinggi yang ingin buka profesi pedidikan apoteker harus punya apotik pendidikan,” tandasnya.

Ketua LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, Dr H HM Akbar mengharapkan dalam untuk uji kompetensi profesi apoteker nanti jangan disamakan dengan di Jawa.

Walau pun demikian, lanjut dia, Pendidikan Profesi Apoteker yang ada di Kalsel berusaha mengejar ketinggalannya supaya alumninya paling tidak mendekati kualitas di Jawa.

Hadir di acara tersebut peresmian tersebut, Ketua Asosiai Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia Prof. Dr Apt. Yandi Syukri, M.Si,
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Kalsel Apt Reza Fahlevi.

Selain itu, Wakil Rektor I Universitas Sari Mulia Banjarmasin Dr Dede Mahdiyah, MSi, CIRR, Wakil Rektor III Dr Adriana Palimbo, SSi.T., M.Kes., CIRR, dosen dan mahasiswa. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan