Banjarmasin, KP – Dinas Pariwisata Kalsel, menggelar Pelatihan Pengembangan Sadar Wisata, dan Potensi Masyarakat Destinasi Pariwisata Kabupaten/Kota se-Kalsel baru-baru ini.
Pelatihan yang dilaksanakan di salah satu hotel di Banjarmasin tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata Kalsel yang diwakili Kabid Pengembangan Destinasi, Mugeni, didampingi Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Musrefinah Lediya.
Mugeni menyampaikan, pelatihan ini untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan sumber daya manusia (SDM), mewujudkan kunjungan wisatawan baik domestik dan mancanegara, serta menggerakkan roda perekonomian guna mensejahterakan objek wisata di sekitar.
“Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan, melibatkan Pokdarwis sebagai garda terdepan dalam mengelola destinasi wisata di wilayah masing-masing,” ujar Mugeni, dilansir abdipersadafm.co.id.
Ia juga berharap, kegiatan ini dapat menjadi motivasi dan kolaborasi untuk berkomitmen membangun kepariwisataan.
Sedangkan, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Musrefinah Lediya, menjelaskan, pelatihan ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di antaranya, Kabid Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kalsel, Andrian Anwary yang menyampaikan Pembebasan Anak dari Eksploitasi Seksual di Destinasi Wisata.
Kemudian ada Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Olahraga Banjarmasin, Emil Salim. Selanjutnya, ada HRD Grand Qin Hotel Banjarbaru, Raden Agoes Salim Joko Supriyanto yang membahas Pengelolaan Pariwisata Berbasis Halal Tourism, serta Bayu Bastari Setiawan tentang Story Telling Budaya dari Cerita Rakyat.
“Pelatihan ini sangat penting memperkuat kemitraan, antara organisasi pengembangan destinasi dengan Pemerintah Daerah,” ungkap Musrefinah Lediya.
Sementara, Kabid Pemenuhan Hak Anak, Dinas PPPA-KB Kalsel, Andrian Anwary menambahkan, dalam rangka memberikan pengalaman liburan anak-anak menjadi lebih berkesan, ada beberapa kriteria destinasi wisata yang ramah, di antaranya adalah sarana dan prasarana harus mumpuni, lingkungan sekitar aman, dan penyedia atraksi membuat wahana bermain berbasis edukasi.
“Pengelola hotel dan tempat penginapan, juga hendaknya memberikan rasa aman dan nyaman, terutama bagi anak-anak dalam berwisata,” katanya.
“Dan kami sangat mengapresiasi pelatihan ini, untuk memajukan kepariwisataan dan roda perekonomian,” pungkasnya. (Opq/K-1)