Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Boikot Produk, Baikot Juga Ideologi Zionis

×

Boikot Produk, Baikot Juga Ideologi Zionis

Sebarkan artikel ini

Oleh : Nailah, ST
Pemerhati sosial politik

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, bahwa aksi boikot produk yang berasal dari Israel saja tidak cukup untuk dapat memberikan efek jera atau menghentikan serangan yang diluncurkan oleh zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia dan berbagai negara didunia harus melakukan langkah langkah lain yang lebih akurat untuk dapat menghentikan penindasan yang dilakukan tentara Israel.(TVOne News, 9-3-2024).

Baca Koran

Kejahatan Zionis

Kejahatan Zionis di Gaza semakin parah. Dan di bulan penuh berkah ini, tak ada penurunan eskalasi serangan. Bahkan kondisinya semakin memprihatinkan. Mirisnya hingga hari ini kaum Muslim disana belum juga mendapat pembelaan yang berarti dari berbagai negeri, bahkan dari negeri tetangganya sendiri.

Berbagai kecaman yang dilontarkan masyarakat dunia, tak juga menggerakkan para pemimpin dimanapun untuk melakukan pembelaan yang berarti terhadap masyarakat Gaza. Masyarakat dunia, kini hanya bisa melakukan aksi protes, dan juga memaksimalkan aksi boikot, sebagai upaya untuk menunjukkan pembelaannya terhadap saudaranya di Gaza.

Boikot Produk

Dan di bulan Ramadhan ini, seruan boikot kurma produk Zionis mengemuka. Pasalnya Zionis adalah pengekspor kurma terbesar di dunia. Mengutip Middle East Eye, Minggu (3/2) sepertiga dari total ekspor kurma produsen Zionis Israel dilakukan selama bulan Ramadan. Dan untuk melawan kampanye boikot, produsen Zionis bekerja sama dengan beberapa distributor untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut.

Kejahatan Zionis di Palestina semakin parah. Mirisnya hingga hari ini kaum Muslim Palestina belum juga mendapat pembelaan dari berbagai negeri. Kondisi di Palestina ini menunjukkan kepada kita  bahwa ummat Islam ketika tersekat sekat dengan nasionalisme.

Negara-negara lain hanya bisa mengecam, mengutuk dan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok dan kesehatan. Tidak ada satupun dari negara tetangga Palestina yang mengirimkan pasukan untuk membebaskan Palestina dari serangan zionis Israel. Dan di bulan Ramadan ini salah satu yang bisa kita lakukan adalah boikot kurma produk Zionis apalagi zionis adalah pengekspor kurma terbesar.

Baca Juga :  PERDA KEBUDAYAAN, "SAHIBAR" PROYEK SOSPER?

Boikot Ideologi

Boikot harus terus dilakukan atas produk-produk zionis lainnya. Bahkan seharusnya terus ditingkatkan hingga boikot ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina.

Adapun ideologi yang saat ini di emban oleh Israel dan sekutunya adalah idiologi kapitalis sekulerisme yang menjadikan asasnya adalah manfaat dalam artian materi. Sehingga ummat harus memboikot ideologi ini juga.

Belenggu kaum muslim

Ideologi kapitalis sekuler ini juga yang memiliki pemahaman ide nasionalisme. Ide ini yang membuat permasalahan Palestina hari ini tidak bisa diselesaikan. Kita hanya bisa melakukan boikot pada produk-produk yang mendukung penjajah zionis, Dan penguasa hanya sekadar memberikan kecaman pada perbuatan keji tersebut.

Para penguasa negeri-negeri muslim seharusnya melakukan tindalan yang lebih. Namun mereka tidak bisa berbuat lebih, hal ini diakibatkan oleh pemahaman yang mengakar pada tubuh negeri-negeri muslim yakni nasionalisme.

Ide Nasionalisme sendiri hasil dari rancangan Barat yang sengaja dibuat untuk menjadikan kaum muslim terpecah belah. Bungkamnya para penguasa muslim terjadi karena mereka telah terjajah oleh paham pemikiran nasionalisme tersebut yang membuat mereka berpikir bahwa penjajahan zionis terhadap Palestina bukanlah permasalahan umat.

Banyak penguasa negeri-negeri muslim yang berkuasa dan mampu memberikan kekuatan kepada Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan di tanah suci tersebut, namun tidak mereka lakukan, Why?

Padahal Dunia telah melihat kekejaman yang dilakukan Zionis Yahudi kepada Palestina, puluhan ribu nyawa menjadi korban penjajahan yang dilakukan Zionis Yahudi selama lebih dari 75 tahun. Ini membuktikan bahwasannya ketidak berdayaan negeri muslim tak lain disebabkan oleh pemahaman yang rusak yang mengikat tubuh kaum muslimin. Terbelenggu dalam sistem nasionalisme dengan asas cinta kebangsaan sehingga hanya memikirkan negaranya masing-masing dan menjadi kaum yang apatis.

Baca Juga :  Warisan dan Tantangan untuk Wali Kota Hanyar

Zionis Yahudi dan sekutunya Amerika tidak hanya menjajah tanah Palestina tapi juga telah menjajah pemikiran umat dengan  menanamkan pemahaman yang rusak terhadap kaum muslim. Tidak hanya paham nasionalisme tetapi juga paham sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, demokrasi, dan ide-ide barat lainnya yang sudah membelenggu umat hari ini dan menghilangkan aturan-aturan yang Islam dari kehidupan.

Paham nasionalisme ini pula menjadikan umat muslim bagaikan buih dilautan, memiliki jumlah yang banyak tetapi tidak mampu berbuat apapun. Terikat hubungan diplomatik dengan barat membuat penguasa negeri muslim lebih mementingkan negaranya masing-masing, mereka dirancang sedemikian rupa untuk taat pada aturan PBB, tidak dapat bergerak sendiri untuk membela Palestina dan hanya berharap pada PBB dengan Solusi Dua Negara (Two-Sate Solution) untuk perdamaian antara Zionis Yahudi dengan Negara Palestina.

Solusi Islam

Umat muslim di dunia, khususnya negeri muslim, selayaknya sadar bahwa hanya Islam yang dapat menyelamatkan Palestina. Palestina menjadi seperti sekarang sejak kaum muslim kehilangan perisainya. Jadi, untuk membebaskan Palestina, kita membutuhkan perisai itu Kembali yang hanya akan terwujud jika negeri-negeri kaum muslim menyadari urgensinya dan bersatu di bawah bendera tauhid.

Agar tujuan itu terwujud, wajib menyadarkan seluruh umat Islam bahwa Palestina membutuhkan perisai hakiki yakni Khilafah. Caranya adalah dengan dakwah. Setiap muslim yang memiliki dorongan iman yang kuat dan menjadikan ideologi Islam sebagai landasan, wajib menyadarkan saudara seimannya agar menyadari pentingnya perisai ini. Inilah dakwah pemikiran, yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan.

Dengan begitu, atas kesadaran umat untuk bersatu, Khilafah akan terwujud dalam satu kepemimpinan. Saat itulah waktu yang tepat untuk menyelamatkan Palestina. Ini karena hanya Khilafah yang bisa menjadikan Islam sebagai ideologinya yang akhirnya menjadi negara yang tegas dan dapat menyelamatkan Palestina.

Iklan
Iklan