Banjarbaru, KP – Target angka stunting di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2024 ini hanya 14 persen dari total populasi anak.
Berdasarkan data SSGI/SKI tahun 2022 stunting di Kalsel masih berada di angka 24,6 persen.
“PR” yang harus diselesaikan menurunkan 10 persen angka stunting.
Jika dibandingkan tahun 2021 terjadi penurunan 5,4 persen di mana angkanya mencapai 30 persen.
Sementara angka stunting tahun 2023 belum dirilis Kementerian Kesehatan (kemenkes). “Kemungkinan melebihi target, tahun 2023 saja ditargetkan 18,1 persen dan tahun 2024 ini 14 persen,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel, Ariadi Noor, Kamis (14/3).
Sementara itu, Kabid Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Kalsel, Musyridyansyah, mengaku akan mengundang Bappeda, Dinkes, dan DPPPAKB se Kalsel untuk menyamakan langkah penanganan stunting.
“Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di 13 Kabupaten Kota, dalam rapat Rembuk Stunting nanti akan digelar pada 25 Maret,” ujarnya, usai rapat persiapan Rembuk Stunting.
Ia menyebut angka stunting di Barito Kuala, Kotabaru dan Hulu Sungai Utara, berdasarkan SSGI masih jauh dengan target provinsi. “Penyebabnya memang mereka masih bingung mungkin dikatakan karena saat pengukuran tahun berikutnya berbeda dengan survey dan itu akan berpengaruh,” ujarnya.
Faktor lain, kata Musyridyansyah yakni perilaku hidup yang tidak sehat menyebabkan angka Stunting masih tinggi.
“Kondisi ini perlu ditangani bersama-sama antara provinsi dengan kabupaten setempat,” bebernya. (mns/K-2)