BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Di era digital sekarang ini cukup mudah dalam bertransaksi baik di dunia bisnis maupun kehidupan sehari-sehari. Di sisi lain juga cukup banyak negatifnya diantaranya kasus penipuan kepada masyarakat.
Nah, berkaitan digititalisasi tersebut Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel bekerjasama dengan Bank Kalsel mengadakan diskusi terbatas Peningkatan Kompetensi dan Buka Puasa Bersama Jurnalis Perempuan Bicara Digitalisasi di Lima Rasa, Jumat (5/4/2024).
Ada dua nara sumber di acara tersebut yakni Rofi Zardaida yang merupakan Kepala Biro Jakarta SKH Kalimantan Post dan sehari-harinya juga seorang wirausaha dan konsultan Public Relation di Jakarta.
Selain itu ada Triyadi Hermawan yang menjabat Staf Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Kalsel.
Pembicara pertama, Staf Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Kalsel, Triyadi Hermawan mengangkat tema Literasi dan Keuangan Bank Kalsel.
Menurut dia, diera digital sekarang ini cukup sering terjadi penipuan terjadi di segala bidang, termasuk di dunia Perbankan.
Triyadi pun memberikan tips aman bertransaksi di ATM yakni hindari lokasi ATM yang sepi, perhatikan situasi booth ATM, pastikan tidak ada benda yang mencurigakan seperti kamera pengintai PIN, dan lain-lain.
Selain itu, lanjut dia, periksa card reader ATM, pastikan tidak ada barang mencurigakan pada lubang ATM seperti lem, ganjalan dan lain-lain.
Tak kalah pentingnya, kata dia, tutup tangan saat input PIN, ganti PIN secara berkala serta periksa mutasi rekening secara rutin.
“Lalu, blokir kartu jika ada transaksi yang mencurigakan, aktifkan notifikasi, ganti kartu menjadi berbasis chip, laporkan kepada pihak Bank jika ada indikasi skimming serta gunakan fitur tarik tunai tanpa kartu menggunakan aplikasi Akses,” pesannya.
Triyadi juga memberi tips aman bertransaksi online yaitu hal pertama yang harus diperhatikan adalah menjaga kerahasiaan data pribadi.
“Hindari memberikan data seperti user ID, password, dan kode OTP kepada siapapun,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, membagikan data pribadi seperti nomor telepon, email, dan nomor identitas di media sosial juga berpotensi untuk disalahgunakan.
“Pastikan membuat password yang sulit ditebak. Misalnya data pribadi yang umum dipakai sebagai password dengan alasan kemudahan mengingat, antara lain tanggal lahir atau nama,” tegasnya.
Kedua, kata Triyadi, selalu waspada dengan berbagai modus penipuan saat bertransaksi online. Gunakan perangkat milik pribadi untuk melakukan transaksi digital dan pastikan untuk selalu log-out setelah selesai
bertransaksi,” tandasnya.
Apabila berbelanja atau bayar tagihan, jelas Triyadi, pastikan situs dan aplikasi tersebut resmi dan berizin. Salah satu ciri situs resmi dan berizin adalah adanya protokol HTTPS dan logo ‘gembok’ di alamat situs yang menandakan kalau situs tersebut aman untuk transaksi pembayaran.
“Jangan mudah percaya dengan tawaran hadiah dan jangan meng’klik’ tautan atau link yang mencurigakan, karena ini adalah modus kejahatan online ‘phishing’. Karena itu, selalu waspada pada orang atau organisasi/lembaga yang meminta informasi kartu kredit atau data sensitif lainnya melalui telepon, email, media sosial, SMS, maupun melalui cara lainnya,” ucapnya.
Terakhir, kata dia, apabila ada masalah saat transaksi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi contact center resmi bank. Nomor contact center resmi bisa didapatkan dari website atau akun media sosial resmi penyelenggara.
Yuk, transaksi online aman dan cerdas di era digital!
Sementara itu, pembicara kedua, Rofi Zarzaida mengangkat tema Dilema Digitalisasi dan Literasi Social Engeneering.
Rofi mengawali dengan cerita lima negara jumlah anomali trafik tertinggi ke Indonesia yakni Indonesia 43.902.996, Amerika Serikat 4.235.873, Singapura 1.799.042, Rusia 1.523.001 dan Belanda 1.435.546.
Lalu, kata dia, lima negara tujuan anomali dari Indonesia dengan jumlah trafik tertinggi yakni Indonesia 29.043.195, Amerika Serikat sebanyak 13.418.311, Jerman ada 8.831.697, Perancis ada 7.165.591 dan Belanda sebanyak 6.716.715.
Bagaimana potensi soceng di Kalimantan Selatan sendiri?
Menurut Rofi, ada beberapa kasus yang terjadi seperti penipuan jual beli online, modus barang murah di tahun 2023.
Lalu, ada kasus penipuan arisan online di tahun 2022, terjadi investasi Bodong tahun 2001 – 2022, transaksi fiktif tahun 2022, bukti transfer palsu di tahun 2022, loker palsu dan jual beli jabatan pada tahun 2022.
Rofi yang pernah menjadi penyiar TVRI Jakarta ini pun menjelaskan bukan IT atau sistem security, namun human mind penyebab soceng.
Apa itu Soceng? Dijelaskannya, Soceng merupakan kepanjangannya Social Engineering.
“Soceng merupakan praktik manipulasi psikologis yang dilakukan oleh penyerang untuk memperoleh informasi sensitif atau mendapatkan akses ke sistem atau sumber daya yang seharusnya terbatas. Serangan ini seringkali menggunakan sosial dan psikologi manusia untuk mencapai tujuan mereka,” tandasnya.
Ditambahkan Rofi, ada empat langkah hindari Soceng Dalam Perspektif Olah Komunikasikan.
Pertama, kata dia kontrol diri, jangan tamak, putus asa, kecemasan, takut kudet, pamer.
Langkah kedua, ulangi perintah pelaku dan ucapkan untuk menjaga kesadaran. Jika mengaku dari call center, saat dia meminta nama jawab, anda tak tahu.
Selanjutnya catat dan rekam. Tanya balik tentang profil pelaku, terlihat antusias agar semakin banyak narasi tipuan keluar dan catat website, email dan nomor kontak pelaku.
Terakhir, kata Rofi, verifikasi dengan mencek semua data, cek kewajaran penawaran dan get contack.
Sementara itu Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel Hj Sunarti mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengeratkan tali silaturahmi antar sesama jurnalis perempuan sekaligus mengambil berkah di bulan suci ramadhan.
“Alhamdulillah, kegiatan ini dapat dilaksanakan meski dengan kesederhanaan namun insyaa allah hangat dan berkesan,” katanya.
Ditambahkan Sunarti yang juga Pemimpin Redaksi Kalimantan Post Group ini, dengan dukungan mitra Bank Kalsel yang juga baru saja berulang tahun ke-60, melalui kegiatan FJPI Kalsel mengucapkan selamat ulang tahun 6 dekade Bank Kalsel.
“Kami berharap kemitraan antara dunia korporasi dan media yang selama ini sudah terjalin dengan baik semakin ditingkatkan dalam rangka memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya warga Banua,” ucapnya.
Ditambahkan dia, peningkatan kompetensi atau pensi yang digelar hari ini merupakan salah satu upaya FJPI untuk meningkatkan pemahaman literasi rekan-rekan media sebagai jembatan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya memahami tentang aksi aksi rekayasa sosial yang melahirkan kejahatan siber di dunia maya yang saat ini marak terjadi di indonesia.
“Kami berharap kegiatan ini ditargetkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ancaman kejahatan digital serta memahami penyebab dan modus operandinya melalui media yang terafiliasi dengan insan pers perempuan yang tergabung dalam FJPO mengangkat isu-isu terkini seputar keamanan bertransaksi dan kerahasiaan informasi pribadi kepada masyarakat menyebarluaskan informasi seputar dampak dan upaya preventif agar terhindar dari target kejahatan digital,” pungkasnya.
Usai acara, anggota anggota Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel bikin kejutan buat ketuanya, Hj Sunarti dengan memberi kado ulang tahun dan merayakannya secara bersama-sama. (ful/KPO-3)