Layanan dan dinamika pergerakan angkutan umum saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2024 maupun lebaran-lebaran sebelumnya, hendaklah menjadi bahan evaluasi bagi pemangku kepentingan untuk berbenah. Sehingga, menjadi lebih baik lagi ke depan.
Lebih-lebih, pasca lebaran yang baru saja usai, pada tanggal 24 April, di Indonesia diperingati Hari Angkutan Nasional. Tak terlalu familiar di telinga masyarakat, namun momentum itu selalu dirayakan setiap tahun.
Hari Angkutan Nasional dilakukan untuk memperingati perkembangan angkutan umum di Indonesia. Peringatan ini diharapkan bisa menjadi pengingat tentang pentingnya angkutan di dalam kehidupan.
Momentum ini sebenarnya identik dengan kemunculan DAMRI, yang merupakan moda angkutan pertama kali di negara ini, yaitu tahun 1943, bertepatan dengan masa penjajahan Jepang.
Kala itu DAMRI masih bernama Unyu Zigyosah yang memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat Indonesia di sektor angkutan darat, seperti kendaraan motor, bus hingga truk.
Hari Angkutan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Diharapkan dengan membiasakan diri menggunakan transportasi umum, dapat mengurangi kemacetan, sekaligus menjaga fasilitas umum.
Namun, pada kenyataannya hingga kini sarana dan prasarana angkutan umum masih jauh dari harapan. Di Kalimantan Selatan misalnya, moda angkutan umum mengalami degradasi. Masyarakat kini cenderung menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun empat untuk aktivitas kehidupan sehari-hari.
Sebagai dampak, jasa angkutan dari daerah ke daerah yang dulu sempat berjaya di era tahun 80 – 90 an, armadanya kian menyusut. Terminal-terminal yang ada di pusat kabupaten/kota di Banua semakin sepi, disamping keberadaan armada yang kian tak feasible lagi untuk ditumpangi.
Sebagai pengganti, muncul penyedia jasa angkutan yang lebih cekatan, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi marketing digital. Warga tinggal pencet-pencet handphone melalui aplikasi, maka jemputan dalam beberapa waktu tiba. Transaksinya pun menawarkan kemudahan. Bisa cash, dapat pula online (mobil banking, dan lain-lain).
Bepergian dari satu tempat ke tempat lain, utamanya di dalam kota, selain menggunakan kendaraan pribadi, hadirnya penyedia jasa transportasi online. Kompleksitas angkutan ini belum dihitung dengan kehadiran transportasi barang yang menjadi bagian denyut perekonomian suatu daerah.
Dampak nyata yang muncul adalah, kini jalan-jalan di perkotaan, atau lintas daerah, menjadi semakin padat. Dalam situasi dan kondisi tertentu, bahkan mulai menimbulkan kemacetan yang kian memperihatinkan.
Fenomena ini ada baiknya menjadi evaluasi pemerintah, khususnya pemerintah provinsi, kabupaten/kota, untuk menerapkan kebijakan angkutan atau transportasi yang lebih baik lagi ke depan.
Melalui momentum Hari Angkutan Nasional, 24 April 2024 ini, diharapkan memunculkan gagasan-gagasan baru yang dapat menjadi solusi terhadap persoalan-persoalan yang muncul di wilayah angkutan dan transportasi.