Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga

×

Ramadhan Bulan Pendidikan Keluarga

Sebarkan artikel ini

oleh: Ghufran Jauhar SH
(Alumni mahasiswa STDI Imam Syafii Jember)

SUDAH masyhur bahwa bulan ramadhan merupakan momentum untuk meningkatkan amal ibadah, meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah dalam rangka meraih keberkahan serta ampunan yang dicurahkan oleh Rabb semesta alam kepada setiap orang yang berusaha untuk mengejar keutamaan di bulan Ramadhan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang keutamaan mendirikan shalat malam (Tarawih) yang artinya. “barangsiapa yang menegakkan shalat malam bersama imam dengan keimanan serta mengharapkan balasan dari Allah, maka akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Koran

Disamping itu, Rasulullah turut mengatakan tentang keutamaan memberikan makanan kepada orang yang berbuka yang artinya, ”Barangsiapa memberikan makan orang untuk berbuka puasa, maka ia mendapatkan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikitpun.” (HR. At-Tirmidzi beliau mengatakan hadis ini hasan shahih). Demikian pula Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wasallam menghasung umat muslim untuk memperbanyak sedekah di mana beliau memberikan tauladan yang luar biasa di mana beliau menjadi sangat dermawan ketika masuk bulan ramadhan layaknya angin yang berhembus (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari segala macam bentuk peribadatan yang dihasung untuk dilakukan di dalam bulan ramadhan terdapat pelajaran berharga bahwa bulan ramadhan merupakan momentum untuk menghangkatkan kembali ikatan keluarga yang merenggang akibat kesibukan yang tiada henti. Inilah momen yang tepat untuk mendidik segenap anggota keluarga dalam rangka menambah kapasitas keimanan dan ketaqwaan.

Melihat pada awal kegiatan berpuasa yang dimulai sejak sahur di mana saat tersebut orang tua membangunkan anak-anaknya untuk menyantap sahur dan memberikan motivasi agar kuat dalam menjalankan ibadah puasa selama seharian yang diiringi dengan shalat subuh berjamaah ke masjid.

Baca Juga :  Hijrah "Disconnect" Momentum Tahun Baru Islam 1447 H

Barangkali momen seperti ini jarang didapatkan diluar bulan ramadhan karena akitivitas yang padat mengharuskan seorang ayah untuk segera mempersiapkan diri untuk berangkat ke kantor. Namun, dengan adanya momen makan sahur, maka ini menjadi saat yang tepat bagi seorang ayah melatih anaknya untuk membiasakan diri dalam ketaatan.

Selanjutnya, ketika hari mulai siang, dan perut terasa lapar adalah momen yang tepat mengingatkan anak-anak untuk menyadari bahwa nikmat yang Allah berikan selama ini luar biasa banyak, dengan lapar ini akan tumbuh rasa empati terhadap penderitaan orang-orang fakir miskin, korban perang, korban bencana alam yang harus menahan lapar karena ketiadaan makanan yang dapat mereka makan, sehingga dengan ini akan tumbuh dalam diri anak rasa kepedulian terhadap sesama yang menumbuhkan sifat kedermawan dan menghilangkan sifat bakhil (pelit).

Selanjutnya, menjelang berbuka puasa adalah momentum yang tepat untuk mengajarkan anak-anak sikap tidak berlebihan dalam berbuka puasa. Karena sejatinya puasa adalah momen melatih diri menahan hawa nafsu, sehingga ketika berbuka bukanlah ajang untuk balas dendam tetapi ajang bersyukur atas segala nikmat Allah dengan tata cara yang telah diajarkan nabi yaitu dengan memulai menyantap beberapa butir kurma dan segelas air putih. Dengan demikian, momen buka puasa ini adalah kesempatan menumbuhkan dalam diri anak-anak sikap kesederhanaan, karena sesungguhnya sikap berlebihan adalah perbuatan syeitan (Q.S Al-Isra: 27).

Selanjutnya, ketika tiba saatnya menunaikan shalat tarawih, ini adalah moment seorang ayah memberikan motivasi kepada anaknya untuk berdiri menghadap Allah, bersabar dengan panjang dan lamanya berdiri dalam shalat.

Ini adalah saat yang tepat untuk memberikan gambaran kepada sang anak bahwa kelak dihari kiamat setiap manusia akan berdiri di hadapan Allah menanti dengan penantian yang teramat panjang untuk dihisab atas setiap amalannya yang ia lakukan dan tiada yang tahu kapan penantian itu akan berakhir, sehingga dengan lamanya berdiri dalam shalat tarawih dapat menjadi momen bagi anak mendapatkan gambaran bahwa kelak terdapat hari yang lebih berat yang harus dihadapi sehingga akhirnya akan tumbuh dalam jiwa anak-anak untuk senantiasa berbekal dan berbenah menyambut hari yang akan datang tersebut.

Baca Juga :  DASAR KEBOHONGAN

Inilah momen-momen yang harus dimanfaatkan bagi para orang tua terutama seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya keimanan dan ketaqwaan agar bulan ramadhan benar-benar menjadi momen yang sangat berarti untuk mencetak generasi yang shalih dan shalihah sehingga para orang tua akan menuai hasilnya kelak ketika mereka meninggal dunia yaitu pahala yang terus mengalir dari doa anak-anak yang shalih sebagaimana yang terdapat dalam hadis, ”apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali pada tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang senantiasa mendoakannya.”(HR. Muslim). Wallahu ’alam

Iklan
Iklan