Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Politika

Restu Pilkada

×

Restu Pilkada

Sebarkan artikel ini
IMG 20240418 WA0029 e1713452397494
Noorhalis Majid. (Kalimantanpost com/Repro pribadi)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dulu, restu paling utama melakukan apapun, terlebih terjun ke politik, adalah restu orang tua, terutama ibu kandung yang melahirkan.

Menurut Direktur Ambin Demokrasi Noorhalis Majid, mendapat restu dari ibu kandung, bukan saja menjadi sumber kekuatan, juga pertanda jagat raya turut memberi restu. Karenanya tidak jarang seorang politisi mempublikasikan restu orang tua yang sudah diperolehnya sebagai isyarat agar semesta juga merestui.

Kalimantan Post

Bahkan, ujar Mantan Ketua Ombusmen Kalsel ini, setelah, zaman berganti, pergeseran pemahaman dan kebudayaan tak terhindarkan. Restu pun bergeser dari orang tua kepada ulama. Berbodong-bodonglah politisi mendatangi ulama sepuh, yang diyakini sebagai wakil Tuhan di muka bumi untuk mendapatkan restu.

Restu dari ulama itu pun dipublikasikan, sebagai isyarat semesta raya telah memberikan restu. Semakin banyak ulama sepuh yang merestui, semakin kokoh dan mapanlah keyakinan untuk menang bertarung dalam politik, katanya.

Kini, ujar nantan Ketua KPU Kota Banjarmasin, zaman begitu cepat bergerak. Restu ibu dan ulama, sudah tidak mampu menjamin, apalagi mendongkrak dukungan politik. Restu paling ampuh dan tak tertandingi zaman ini, adalah restu “oligarki”, pengusaha kaya raya, yang karena kekayaannya seolah langit pun dapat dibeli, semesta dapat diatur.

Maka berlomba-lombalah mendapatkan restu pengusaha kaya raya. Bila sudah mengantongi restu, akan mendapat dukungan finansial, jaringan kuasa, pengaruh bisnis, wibawa ketokohan dan segala hal yang sekarang serba uang.

Atau, bila sudah mendapat restu orang kaya, minimal berharap tidak diganggu, tidak dihambat. Sebab, diyakini dan menjadi “mitos” yang terus dirapalkan, bahwa bila restu orang kaya raya tidak diperoleh, dunia terasa kiamat, karena segala sendi kehidupan sudah berada di bawah ketiak oligarki.

Baca Juga :  Hingga Sore, BEM SI tak Kunjung Gelar Aksi di DPR RI

Di tengah pragmatisme, kemiskinan dan kebodohan, restu orang kaya lebih mujarab dari restu apapun. Dan bila para cerdik pandai juga mempercayainya, maka “mitos” ini akan menjadi nyata, membeli segala hal, termasuk kewarasan dan harga diri. (Nau/KPO-1)

Iklan
Iklan