BANJARBARU, Kalimantanpost.com- Beberapa waktu lalu Komisi III DPRD Provinsi Kalsel yang membidangi pembangunan dan infrastruktur melakukan kunjungan kerja ke Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Bali di Denpasar.
Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Kalsel, H Gusti Abidinsyah menjelaskan jika tujuan kunjungan tersebut,untuk mempelajari bagaimana Bali mampu mengelola angkutan perkotaan. Dimana tingkat kepadatannya cukup tinggi, di mana angkutan sewa khususnya yang lebih besar 74,7 persen.
Oleh karena itu, terdapat beberapa skema perencanaan dalam menanggulangi masalah kemacetan angkutan sewa khusus, terutama di Kalsel.
“Ada beberapa hal yang mendorong kita, yaitu masalah perencanaan kereta api. Jadi di Bali juga akan membuat jalur kereta api yang sinergi ke seluruh kabupaten/kota dan kita pun Alhamdulillah nanti akan membuat rancangan kereta api, mudah-mudahan pendanaan dari pusat bisa cepat keluar,” ucapnya.
Proyek pembangunan jalur kereta api sendiri merupakan program nasional sebagai infrastruktur yang berfungsi menghubungkan antar kota dan alternatif moda transportasi massal. Rencana trase Tanjung – Banjarmasin adalah bagian dari pengembangan jalur kereta api Trans Kalimantan dan tindak lanjut dari PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalsel, Dr. Ir. H. Ariadi Noor, M.Si, pada kegiatan musrembang dengan kota Banjarbaru menjelaskan jika proyek tersebut memerlukan nilai investasi sebesar Rp24,7 Triliun, dengan penanggung jawab proyek yakni Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kementerian Perhubungan.
“Kereta api sendiri memiliki nilai strategis dalam mendukung sistem logistik antar wilayah di Kalimantan, IKN dan WM Banjarbakula. Jadi potensi ekonomi Kalsel bisa lebih meningkat,” jelasnya.
Selain sebagai pendukung sistem logistik barang antar wilayah, juga mampu menyediakan alternatif pelayanan transportasi penumpang dan interkoneksi antar simpul transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan dapat diandalkan.
Bahkan adanya akses pasar bagi potensi ekonomi utama Kalimantan Selatan yang menghubungkan lokasi sumber daya alam dan kawasan produksi dengan pelabuhan terdekat untuk dipasarkan.
Juga memberikan dukungan bagi pelaksanaan rencana pengembangan ekonomi dan wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan pemerataan aksesibilitas transportasi ke semua wilayah dalam rangka menciptakan stabilitas ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan dan keamanan nasional.
“Nantinya ada tiga segmen trase, yakni Tajung-Paringin sejauh 35 km, Paringin Kandangan sejauh 64 km, dan Kandangan-Rantau sejauh 59 km,” katanya
Perlu diketahui jika lokasi perencanaan proyek ini akan meliputi WM Banjarbakula (Kereta Bandara) Tanjung – Banjarmasin (Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin). (ADV/Dev/KPO-3)