Martapura, KP – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti menarik minat banyak mahasiswa. Salah satunya tim mahasiswa ULM dengan inovasi mereka terkait isu stunting. Namun, tim ini tidak hanya fokus pada stunting saja, juga mengangkat potensi pangan lokal khas Desa Pemakuan, yaitu ikan seluang dan sagu, sebagai solusi mencegah stunting.
Potensi ini belum banyak diketahui masyarakat, padahal ikan seluang dan sagu memiliki keterkaitan dalam upaya pencegahan stunting. Inovasi ini berawal dari kasus stunting di Desa Pemakuan yang memicu Tim PKM-PM ULM mengangkat isu tersebut.
Mereka meluncurkan program “Stunting Vanished with Preggo and Child: Memerangi Stunting Melalui Ikan Seluang dan Pengembangan Menu Lokal Inovatif di Posyandu Desa Pemakuan,” yang dirancang untuk membantu masyarakat, khususnya Desa Pemakuan, dalam mengatasi stunting dengan memanfaatkan potensi lokal.
Setelah observasi, Tim PKM-PM ULM menjadikan Desa Pemakuan sebagai sasaran utama. Hal ini disebabkan tingginya indikasi stunting di masyarakat sekitar serta potensi pangan lokal yang belum dimanfaatkan maksimal.
Ikan seluang dan sagu sendiri memiliki kandungan gizi sangat baik. Seluang kaya protein, omega-3, dan asam lemak sehat, sementara sagu sumber karbohidrat kompleks rendah lemak dan kaya serat.
Kombinasi dua bahan pangan ini memberi kontribusi signifikan pemenuhan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama pada upaya pencegahan stunting.
Tim PKM-PM ULM diketuai oleh Hartati (PSKM 22) mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan status gizi masyarakat Pemakuan dengan menggerakkan partisipasi mereka memanfaatkan seluang dan sagu sebagai bahan utama menu inovatif yang menarik untuk anak-anak.
Sebagai mahasiswa semester tiga dan lima, anggota Tim PKM-PM ULM menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengatur waktu mereka. Mereka berhasil melakukan pembagian tugas dengan efisien pada setiap anggota tim dan rajin mengadakan rapat pasca-aktivitas perkuliahan.
Hal ini menjadi kunci kesuksesan mereka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa. Setelah berhasil mendapatkan pendanaan PKM, Tim PKM-PM ULM mengungkapkan, mereka memanfaatkan kesempatan ini memperkuat brand nya dan membangun hubungan dengan tim PKM lainnya.
Ini memberi mereka peluang berharga meningkatkan visibilitas dan jaringan di kalangan komunitas akademik dan profesional.
Menurut Hartati, PKM merupakan tonggak awal generasi muda membangun masa depan gemilang bangsa. “Sebagai generasi muda, kita memiliki tanggung jawab menyambut Indonesia emas 2045 dengan mengimplementasikan ide-ide kreatif yang mendukung upaya penanggulangan stunting melalui pemanfaatan pangan lokal,” katanya.
“PKM dianggap ajang prestisius mahasiswa, karena memungkinkan mereka mengaplikasikan ilmu didapat di perkuliahan secara langsung kepada masyarakat. Ini bukan sekadar proses belajar dan menulis, melainkan juga tentang memberikan kontribusi nyata kepada komunitas,” tambah Nurul, anggota Tim PKM-PM. (Wan/K-3)