Martapura, KP – Perubahan iklim yang makin ekstrim, berdampak signifikan pada sektor pertanian. Salah satu masalah sering dihadapi adalah genangan air di sawah akibat tersumbatnya saluran air.
“Hal ini tidak hanya menghambat produktivitas, juga menyebabkan kerusakan pada tanaman,” ungkap Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian Dinas Pertanian Banjar Imelda Rosanty saat membuka Gerakan Penanganan Dampak Perubahan Iklim, di Desa Keliling Benteng Ilir, Kecamatan Sungai Tabuk, Selasa (04/06/2024).
“Oleh karena itu, gerakan untuk membersihkan saluran air di sawah menjadi sangat penting, sebagai upaya mitigasi dampak perubahan iklim. Dengan menjaga aliran air lancar, kita dapat memastikan lahan pertanian tetap produktif dan tahan terhadap cuaca ekstrem,” ujarnya.
Menurutnya, setiap petani dan masyarakat di sekitar area pertanian, memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam gerakan ini.
“Dengan gotong royong, kita dapat memastikan saluran air di sawah tetap bersih dan berfungsi optimal. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan hasil panen, juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem pertanian yang terdampak perubahan iklim,” tandasnya.
Kegiatan dihadiri Kepala Seksi dan staf, PPL Sungai Tabuk, Aparat Desa dan Kelompok Tani Membangun. (Wan/K-3)