MINA, Kalimantanpost.com – Jumlah jemaah haji embarkasi Banjarmasin yang wafat di Arab Saudi hingga Senin (17/6/2024) menjadi empat orang, tiga dari Kalimantan Selatan dan satu orang dari Kalimantan Tengah.
Pertama yang meninggal dunia atas nama H Supian Suri Syarkawi (57) Kloter 14 Hulu Sungai Selatan, wafat pada Minggu (16/6) di Mina pukul 06:00 WAS.
Lalu, Hj Restina Ahmadsyah Aun (57) dari Kabupaten Tapin yang diberangkatkan dari Kloter 15. Dia wafat di Mina pada Senin (17/6/2024) sekitar pukul 11.00 WAS, diduga karena penyakit jantung atau shock cardiogenic.
“Keduanya wafat setelah menunaikan rukun haji wukuf di Arafah,” ujar Kepala Kanwil Kemenag Kalsel Dr H Muhammad Tambrin, M MPd dikutif dari laman Kemenag Kalsel, Selasa (18/6/2024).
Sebelum melanjutkan ke Mina untuk menunaikan ibadah mabit dan melontar jumrah, keduanya wafat sebagai syuhada haji.
“Kami mengucapkan belasungkawa dan berdukacita yang sangat dalam, semoga ibadah haji keduanya diterima Allah SWT, termasuk juga dua calon haji terlebih dahulu wafat di Tanah Suci,” ujarnya.
Kedua jemaah haji Kalsel yang wafat tersebut, pertama atas nama Hidayatussabyan (50 tahunn) Kloter 18 dari Tabalong wafat pada Jumat 14 Juni 2024 di RS Arafah pukul 18:15 WAS.
Sebelumnya dua yang wafat terlebih dahulu yakni Sirun Mucheri Sarkawi (79) yang diterbangkan pada Kloter 7 dari Kabupaten Barito Selatan, Kalteng, yang wafat pada 8 Juni 2024 di RS Mekah sekitar pukul 13.14 WAS karena infeksi paru dan gangguan jantung.
Lalu, Hidayatussibyan (50) dari Kloter 18 berasal dari Kabupaten Tabalong, Kalsel, yang wafat pada 14 Juni 2024 di RS Arafah sekitar pukul 18.15 WAS karena syok kardiogenic, heart failure, hipertensi, dan DM non-insulin.
Tambrin mengingatkan kepada para petugas haji Kloter untuk lebih ekstra siaga dan memberikan perhatian kepada para jemaah Lansia, Resti dan Disabilitas.
“Kepada para petugas Kloter yakni ketua Kloter dan pembimbing ibadah serta dokter dan perawat dibantu TPHD agar dapat lebih meningkatkan kesiiagaannya dalam melayani jemaah haji Lansia, Resti dan Disabilitas terutama saat berada di Mina pada saat ini,” katanya dikutif dari laman
Menurut Tambrin aktivitas jemaah haji di Mina lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah sebab di Mina jemaah haji melakukan aktivitas lontar jumrah tidak seperti di Arofah dan Muzdalifah yang hanya berdiam saja. “Saya pinta petugas Kloter dapat mengingatkan kepada jemaahnya bagi yang udzur karena kondisi fisik dan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk tidak memaksakan diri melontar jumrah, cukup dibadalkan saja,” katanya.
Selanjutnya, Kepala Kemenag Kalsel juga mengingatkan agar petugas dan jemaah haji dapat mematuhi jadual melontar jumrah yang telah ditetapkan Pemerintah Arab Saudi. “Ikuti dan patuhi ketentuan waktu yang telah ditetapkan dan hindari waktu – waktu larangan. Penentuan waktu lontar jumrah ini merupakan ikhtiar untuk melindungi jemaah agar dapat menjalankan prosesi ini dengan lancar dan aman,” pungkasnya. (ful/KPO-3)