Oleh : Najamuddin Khairur Rijal
Dosen Hubungan Internasioanl FISIP Universitas Muhammadiyah Malang
Perhatian masyarakat dunia masih terus tertuju kepada Palestina. Selama beberapa hari terakhir, ramai di berbagai platform media sosial unggahan solidaritas dengan narasi All Eyes on Rafah. Rafah adalah kota aman terakhir yang selama ini menjadi tempat pengungsian rakyat Palestina. Namun kemudian serangan Israel ke Rafah menjadikan rakyat Palestina tidak lagi memiliki tempat aman untuk berlindung mempertahankan kehidupan.
Di tengah gejolak kecaman terhadap kebiadaban pasukan Israel yang terus melakukan serangan membabi-buta sejak 7 Oktober 2023 silam, Palestina terus mendapatkan dukungan masyarakat global. Adapun kita sebagai bangsa Indonesia, yang dilahirkan dari semangat kemerdekaan dan perjuangan melawan penjajahan, harus terus melakukan aksi nyata dan menyuarakan kebebasan untuk Palestina.
Pancasila sebagai dasar negara, yang diperingati kelahirannya setiap 1 Juni, sejatinya mengandung nilai-nilai universal yang harus terus menjadi landasan bagi solidaritas kita terhadap Palestina. Sebab, Pancasila bukan sekadar kumpulan kata-kata indah, tetapi ia merupakan kompas moral yang memandu bangsa Indonesia dalam bertindak, termasuk dalam memberikan dukungan untuk Palestina. Dengan memegang teguh spirit dan nilai-nilai Pancasila, kita dapat berkontribusi untuk mewujudkan dihapuskannya penjajahan dari atas dunia.
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, memberi peringatan bahwa semua manusia diciptakan dengan hak asasi yang sama dan berhak hidup dengan damai di bawah naungan Tuhan. Sila ini menanamkan rasa hormat dan kepedulian terhadap sesama manusia, terlepas dari suku, bangsa, ras, dan agama. Penderitaan rakyat Palestina yang diakibatkan oleh agresi Israel merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Karena itu, Pancasila harus terus menjadi spirit kita untuk menentang segala bentuk penindasan yang dialami rakyat Palestina. Prinsip Ketuhanan ini perlu mendorong kita untuk bertindak lebih nyata. Nilai-nilai religiusitas yang kita pegang bersama mengharuskan kita untuk tidak tinggal diam terhadap ketidakadilan dan penderitaan yang menimpa saudara-saudara kita di Palestina.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjadi penegasan komitmen kita untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menentang segala bentuk penindasan. Setiap manusia berhak hidup dengan damai dan sejahtera. Kekejaman Israel telah merenggut hak-hak dasar rakyat Palestina, seperti hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk beribadah, dan lainnya.
Sebagai bangsa yang beradab, kita rakyat Indonesia berkewajiban untuk menunjukkan sikap solidaritas dan kemanusiaan. Sikap ini tidak hanya tercermin dalam bantuan kemanusiaan yang diberikan, tetapi juga dalam diplomasi internasional yang selalu memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina di forum-forum global. Dengan keyakinan bahwa penindasan Israel adalah sebuah pengingkaran terhadap harkat dan martabat manusia serta tidak berperikemanusiaan.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mendorong kita untuk bersatu dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan mendukung kemerdekaan Palestina. Bahwa sekalipun Indonesia adalah negara yang majemuk dengan keragaman agama, persatuan Indonesia untuk mendukung Palestina harus melampaui sekat-sekat perbedaan agama. Sebab, Indonesia adalah bagian dari komunitas global dan memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia.
Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina merupakan manifestasi dari semangat persatuan dan solidaritas internasional yang diusung oleh Indonesia. Persatuan ini melampaui batas-batas geografis dan etnisitas, menunjukkan bahwa Indonesia bersedia berdiri bersama bangsa lain dalam perjuangan melawan ketidakadilan.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, memberi pesan bahwa solusi damai harus dicari melalui dialog dan musyawarah, bukan melalui kekerasan yang tidak mengenal ampun. Spirit sila keempat ini harusnya mendorong kita untuk terus mendukung proses perdamaian yang inklusif dan partisipatif, di mana semua pihak yang terlibat dapat menyuarakan aspirasinya dan mencapai solusi yang mutually beneficial, win-win solution.
Selama ini, dalam menyikapi konflik Israel-Palestina, Indonesia senantiasa menempuh jalur diplomasi dan dialog untuk mendorong solusi damai. Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai forum internasional untuk mengadvokasi hak-hak Palestina. Sikap ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak mendukung tindakan sepihak atau kekerasan, melainkan mendorong penyelesaian konflik melalui proses dialog yang adil dan bijaksana.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, tidak hanya relevan di dalam negeri tetapi juga dalam konteks global. Sila ini menegaskan bahwa keadilan dan kesejahteraan harus dinikmati oleh semua orang, tanpa terkecuali rakyat Palestina. Pancasila mendorong kita untuk mendukung rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri, hak untuk kembali ke tanah air mereka, dan hak untuk membangun negara yang merdeka dan berdaulat. Dukungan ini adalah wujud konkret dari komitmen Indonesia terhadap keadilan sosial di panggung internasional, bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan kedaulatan.
Dukungan kita selama ini, melalui aksi kemanusiaan, penggalangan dana, pengiriman bantuan, doa bersama, dan lainnya adalah cerminan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus terus menjaga spirit Pancasila dan mengaktualisasikan sebagai landasan bagi solidaritas kita terhadap Palestina. Spirit Pancasila ini bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga merupakan nilai-nilai universal yang dapat menjadi landasan bagi solidaritas dan kerja sama antar bangsa.
Melalui momentum peringatan Hari Lahir Pancasila, menjadi refleksi bahwa kita harus bersatu dan bertindak bersama untuk mendukung rakyat Palestina meraih kemerdekaan dan membangun masa depan yang lebih cerah. Karena itu, solidaritas Indonesia untuk Palestina bukan sekadar sebuah kewajiban moral, tetapi juga wujud nyata komitmen Indonesia terhadap realisasi nilai-nilai Pancasila. Kita berdoa bahwa Palestina akan segera merdeka, Palestina will be free.