BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Dalam sepekan terakhir ini Banjarmasin dihebohkan dengan puluhan remaja yang betingkah aneh pada umumnya yang diduga mengonsumsi racikan buah kecubung. Tak sedikit dari mereka mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, bahkan dua diantara mereka akhirnya meninggal dunia
Melihat fenomena tersebut, Wakil Dekan III Fakultas Studi Islam Uniska, H.Abdul Hafiz, M.Pd.I mengungkapkan bahwa kejadian tersebut sangat disayangkan, terlebih yang dilakukan para remaja sebagai penerus bangsa.
Menurutnya, ini merupakan kejadian yang harus mendapat tindakan dan perhatian semua pihak agar ke depan kasus seperti diduga mabuk kecung tidak terjadi lagi.
“Ini sangat disayangkan bahkan didalam ajaran Islam yang memabukkan diharamkan,” katanya, Sabtu (13/7/2024).
Dikatakannya pula, diharapkan agar pemuda atau generasi penerus terutama di Banjarmasin untuk menjauhi yang sifatnya memabukkan. Sebab akan menimbulkan efek yang berbahaya.
“Dalam hal ini diharapkan adanya upaya pemerintah yang serius dan stakeholder terkait dalam upaya menanggulangi fenomena penggunaan racikan kecubung saat ini,” katanya.
Ketua wilayah Perhimpunan Remaja Masjid, Dewan Masjid Indonesia (Prima DMI) ini juga menyebut, bahwa peran orang terdekat dalam hal ini keluarga maupun orang tua menjadi salah satu bagian yang menjadi peran pencegahan bagi remaja tersebut.
“Perlu juga edukasi dan informasi yang diberikan di sejumlah lini, misal seperti di sekolah, kampus bahkan di tempat komunitas atau organisasi bahkan di tempat ibadah sekalipun agar memberikan informasi betapa bahayanya penyalahgunaan racikan kecubung tersebut,” pungkasnya. (fin)