BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Ratusan siswa SMP dan SMA sederajat serta guru dan pustakawan dari Banjarmasin dan sekitarnya mengikuti kegiatan Gerakan Indonesia Membaca “Sepekan Satu Buku Membaca Nyaring” yang digelar di Rattan Inn Hotel Banjarmasin, 31 Juli hingga 1 Agustus 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam rangka pembudayaan kegemaran membaca dan literasi sejak dini.
Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI Sri Sumekar yang ditemui disela-sela acara mengungkapkan salah satu yang melatarbelakangi digagasnya Gerakan Indonesia Membaca ini yakni masih rendahnya indeks literasi masyarakat Indonesia.
“Berdasarkan penelitian PISA 2022 lalu skor kemampuan membaca kita sebesar 359 atau di peringkat 71 dan ini masih belum ada peningkatan,” ucapnya, Banjarmasin, Rabu (31/7/2023).
Lalu rapor pendidikan Indonesia tahun 2023 dimana kategori kemampuan literasi masyarakat Indonesia sedang.
Sedangkan persentase siswa yang mencapai kompetensi minimum literasi untuk SMP 59 persen dan SMA 49,26 persen.
Selanjutnya, kata dia, indeks alibaca tahun 2019 untuk 9 provinsi aktivitas literasi sedang, 24 provinsi aktivitas literasi rendah dan satu provinsi aktivitas literasi sangat rendah
“Kajian TGM nasional sebesar 66,77 atau sedang,” tandasnya.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan gerakan yang masif untuk memotivasi masyarkat Indonesia khususnya kalangan pelajar salah satunya melalui Gerakan Indonesia Membaca Sepekan Satu Buku ini.
“Gerakan ini kita laksanakan di 12 Provinsi diantaranya Kaltim, Aceh, Bali, Jatim, Jateng, Jabar, Kalsel dan lain-lain dan terakhir di NTB,” ujarnya.
Dijelaskannya, saat ini sudah ada 2.084 siswa yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini,” jelasnya
“Dengan adanya program sepekan satu buku yang dibaca seluruh masyarakat, kita tidak membedakan sekolah untuk anak SMP dan SMA. Diharapkan outputnya menghasilkan buku yang sudah dibaca tadi di refrensi dan menjadi satu produk yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya.
Setelah ini ada bimbingan dan workshop penulisan resensi buku, tidak hanya resensi saja ditulis tapi juga di upload melalui video apa yang diresensikan dan mengulas tentang buku itu sebagai bukti bahwa buku ini memang sudah dibaca.
“Workshop ini nanti banyak melibatkan dari tim literasi sekolah, guru dan pustakawan nasional,” tandasnya.
Lebih jauh Sri mengungkapkan, dilihat dari aktivitas literasi membaca pelajar di Kalsel menempati peringkat 16 dan ini menjadi PR bagi Pemerintah Provinsi Kalsel untuk meningkatkannya.
“Secara nasional masuk dalam kategori sedang, namun kita harapkan nilai ini bisa ditingkatkan lagi,” tuturnya.
Sri juga menjelaskan, program kegiatan gerakan Indonesia membaca Perpusnas tahun 2024 ada lima yaitu sepekan satu buku dah lomba resensi. kedua membaca nyaring, ketiga kontes kepenulisan daerah berbasis konten lokal, keempat duta baca berdaya dengan buku dan kelima lomba bertutur.
“Untuk tahapan kegiatan sepekan satu buku diantaranya kampanye media sosial, workshop sepekan satu buku di 12 daerah, ketiga pendampingan sepekan satu buku di sekolah terpilih, keempat siniar literasi dengan berbagai narasumber seru dan pemberian hadiah untuk konten resensi terbaik,” paparnya.
Selanjutnya Membaca nyaring. Ini, kata dia, sebuah praktik pengajaran dimana guru, orangtua dan pengasuh membacakan teks dengan bersuara kepada anak-anak.
“Membaca nyaring mendorong anak untuk mendengarkan secara aktif serta memproses teks dan kosa kata yang lebih menantang dari pada yang bisa mereka dapatkan sendiri,” ucapnya.
Ada pun tiga komponen membaca nyaring yaitu pembaca, bahan bacaan dan pendengar.
“Sasaran kegiatan yakni guru PAUD, TK, SD kelas 1-3, Pustakawan/pegiat literasi, bunda baca Lalu orangtua yang menpunyai anak usia 0-9 tahun, siswa PAUD, TK, SD kelas 1-kelas 3,” tandasnya.
Selanjutnya, kata Sri, kepenulisan Daerah Berbasis Konten Lokal. Salah satu program kegiatan Gerakan Indonesia Membaca membentuk kontes penulisan buku dwibahasa bertema kearifan lokal karya yang dikonteskan tidak hanya dalam bentuk Bahasa Indonesia, tetapi dalam dua bahasa sekaligus yaitu Bahasa Daerah dan Bahasa Indonesia, sehingga program kegiatan ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan serta memperkenalkan bahasa daerah dari berbagai wilayah di NKRI kepada para pembaca.
“Sasarannya, penulis nasional yang memiliki karya berbentuk buku berjumlah 50-60 halaman A5 bertema kearifan lokal,” tandasnya.
Menjaring 30 buku karya penulis nasional bertema kearifan lokal dengan format dwibahasa atau bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Lalu, tentang Duta baca berdaya dengan buku. Ini mendorong minat masyarakat untuk membaca dan menulis, mempromosikan program dan produk Perpustakaan nasional, menyelaraskan program pemerintah pusat dan daerah khususnya bidang perpustakaan.
“Selanjutnya memperkuat jalinan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah serta mitra terkait. Menumbuhkan penulis penulis baru yang diharapkan mampu membantu meningkatkan rasio ketercukupan koleksi Indonesia,” tegasnya.
Untuk tahapan kegiatan duta baca Indonesia yaitu sosialisasi kegiatan, talkshow DBI di 20 daerah, pemilihan 20 peserta esai populer, reviu 20 esai oleh duta Baca Indonesia dan pencetakan hasil essai menjadi buku
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, Hj Nurliani Dardie mengatakan pihaknya
mengucapkan terima kasih dimana Perpusnas memilih Kalsel sebagai tempat berkegiatan.
“Tapi untuk duta baca kami diarahkan ke Kota Banjarbaru mengingat banyak agenda-agenda sedang dan akan digelar diantaranya lomba Paduan Suara dll,” tandasnya.
Pertimbangan lainnya, Dispersip Kalsel juga pernah berapa kali kedatangan duta baca sejak Andrea Hirata, Noya, Najwa Shihab.
Dikesempatan itu, bunda Nunung mengatakan
pihaknya siap berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel untuk meningkatkan literasi membaca pelajar di Banua.
“Kami siap berkolaborasi karena peningkatan minat baca siswa ini masuk dalam ranah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel,” kata Bunda Nunung, panggilan akrabnya.
Nurliani sendiri juga mengaku pihaknya selama ini telah melaksanakan program perpustakaan keliling secara rutin baik itu menggunakan mobil perpustakaan keliling dan trail pustaka untuk menyambangi sekolah-sekolah di daerah pelosok guna meningkatkan literasi mereka.
“Kita dari Dispersip menyediakan fasilitas baik itu baca buku di tempat (Perpustakaan Palnam dan Piere Tendea) dan perpustakaan keliling,” tuturnya.
Selain itu, Nurliani mengaku bahwa pihaknya secara rutin mengundang duta baca Indonesia dan pendongeng baik nasional maupun lokal untuk memotivasi masyakarat banua khususnya para generasi muda untuk cinta dengan perpustakaan dan juga buku.
Dikesempatan itu bunda Nunung juga berbagi tips kepada siswa agar suka membaca
“Untuk hobi membaca itu harus kesadaran diri sendiri. Lalu, apa yang suka dulu dan selanjutnya akan berminat ke buku lainnya,” ujarnya.
Selain Bunda Nunung dan Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI Sri Sumekar, ada juga Kepapa SMAN 1 Martapura, Eko Sanyoto sebagai nara sumber. (ful/KPO-3)