Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

SEKOLAH KEPRIBADIAN RASULULLAH

×

SEKOLAH KEPRIBADIAN RASULULLAH

Sebarkan artikel ini

Oleh : AHMAD BARJIE B

Sebelum dan sesudah diangkat menjadi Rasul, Muhammad SAW dikenal terpuji akhlaknya. Ini tidak mengherankan karena Allah juga memujinya sebagai uswah hasanah dan berkepribadian agung. Ketika para sahabat bertanya kepada Aisyah tentang kepribadian Rasulullah, tanpa ragu Aisyah mengatakan, kepribadian beliau adalah Al Quran.

Baca Koran

Kalau dibutiri, tidak terhitung keunggulan pribadi beliau. Saat muda terkenal jujur dan terpercaya sebagai pedagang, banyak orang mempercayakan modalnya dikelola. Ketika memasuki gerbang berumah tangga dengan Khadijah beliau sangat menyintai dan dicintai istrinya. Jiwa raga dan harta benda diserahkan Khadijah demi kesuksesan dakwah. Walau sangat menyintai Khadijah, sepeninggalnya beliau beristri lagi guna mengayomi wanita. Kepada istri-istri beliau sayang dan romantis. Aisyah dipanggil Humairah (pipi merah delima). Kalau ingin bepergian jauh beliau undi siapa yang ikut, agar tidak ada yang merasa dikesampingkan. Sekembalinya, beliau segera mendatangi istri-istri dengan penuh perhatian dan kehangatan.

Sayang pada istri tidak melalaikan ibadah kepada Allah. Tengah atau akhir malam selalu shalat, berzikir dan berdoa. Walau sudah ma’shum tetap proaktif beribadah sebagai pertanda syukur, hingga bengkak lututnya. Malam dan siang sering berziarah kubur, berdoa untuk keampunan dan keselamatan umatnya yang sudah meninggal dan yang akan datang, karena beliau tahu yang terjadi di alam kubur.

Kepada anak-anak, beliau sangat sayang, tetapi tidak memanjakan. Fatimah yang tiap hari kecapean menumbuk gandum, dengan malu pernah minta didatangkan pembantu dari kalangan hamba sahaya. Nabi menolak dengan halus seraya memberi amalan bacaan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali, nilai pahalanya melebihi kekayaan langit dan bumi, yang belakangan dibaca orang usai shalat fardlu.

Ketika ada kalangan elit (bangsawan) minta dispensasi hukuman, beliau marah dan menegaskan, andaikan Fatimah putrinya sendiri mencuri tetap dipotong tangan. Kepada cucu-cucu beliau juga sangat sayang. Hasan dan Husein bin Ali sering dibelai dan dibiarkan bergelayutan di punggung saat shalat. Tetapi beliau tidak segan mencokok kerongkongan cucunya ketika memakan kurma yang bukan haknya.

Baca Juga :  Kepemimpinan dan Program Ketahanan pangan Polda Kalsel (Sebuah Catatan Lapangan)

Kepada binatang beliau juga menyayangi. Sejumlah hadits bicara tentang menyayangi binatang. Ketika ada kucing tidur di selendangnya, beliau biarkan saja agar tidur kucing tidak terganggu.

Rasulullah sangat mengedepankan sikap asah asih asuh. Umat dimotivasi agar senang membantu fakir miskin dan anak yatim. Pengasuh dan pemberi makan anak yatim dijamin berdekatan dengan Nabi di surga nanti. Mengabaikan anak yatim dianggap mendustakan agama. Suatu kali, di hari raya, dilihatnya seorang anak menangis, berwajah kusut dan merana. Ternyata anak itu sudah yatim piatu. Anak itu langsung dipungut, diberi makanan dan pakaian bagus dan ditawari menjadi anak angkat. Zaid bin Harits seorang budak beliau bebaskan dan dijadikan anak angkat, dikawinkan dan dididik sampai menjadi pahlawan.

Dalam mengemban tugas dakwah, sangat konsisten. Ketika tekanan sosial, fisik dan politik datang bertubi-tubi dan di sisi lain beliau digoda harta, wanita dan kedudukan agar meninggalkan misi kerasulan, beliau tegas menyatakan: “Andaikan mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan tugas dakwah, niscaya tidak akan kutinggalkan, sampai Allah memberi kemenangan atau aku binasa karenanya”. Beliau tidak sakit hati kalau dirinya dihina, tetapi cepat bereaksi dan melindungi jika agama, umat atau wanita dihina dan disakiti.

Sejak awal kerasulan hingga akhir hayatnya beliau suka sekali makan bersama. Makanan sedikit didoakan agar cukup untuk orang banyak. Setiap yang makan disuruh mengucapkan basmalah, doa dan hamdalah, sehingga selalu saja makanan itu mencukupi karena penuh berkah. Kalau mendapatkan hadiah makanan, benda atau uang, beliau segera bagikan kepada yang sangat membutuhkan tanpa melewati malam. Beliau juga balas hadiah-hadiah itu sesuai kemampuan. Kepada warga disarankan saling memberi, misalnya makanan. Paling berhak tetangga dekat, sebab mereka yang paling cepat mencium bau makanan ketika dimasak. Memberi bukan didasarkan perasaan suka dan tidak suka. Dan apa pun pemberian orang tidak boleh dicela.

Baca Juga :  HARTA

Bentuk tubuh Nabi indah mempesona. Jalannya elok, tidak terlalu cepat atau lambat. Bicaranya lembut, teratur dan berwibawa dan sesekali menyelipkan humor. Beliau menyenangi siwak, harum-haruman dan baju polos tanpa warna-warni. Semua sahabat senang merubung dan mendengar nasihatnya. Sekali orang mendekat, yang semula antipati atau memusuhi pasti berbalik simpati.

Beliau sangat peduli dan sensitif terhadap orang lain. Menjadi teladan dan siap menderita. Saat paceklik beliau lebih dahulu mengencangkan ikat pinggang, prihatin dan menahan lapar. Umat lebih diperhatikan dan diutamakan. Kalau menyuruh orang bekerja, beliau turun lebih dahulu. Banyak peperangan beliau ikuti sendiri. Saat perang Khandaq, ikut menyingsingkan baju, bekerja menggali parit untuk menahan musuh. Beliau punya jiwa demokratis, walau ada wahyu, tetap sering bermusyawarah. Saran dan pendapat sahabat yang bagus dihargai dan diaplikasi.

Iklan
Iklan