Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan
OPINI PUBLIK

CERMIN UKHUWAH

×

CERMIN UKHUWAH

Sebarkan artikel ini

Oleh : AHMAD BARJIE B

Kerusuhan berbau SARA, yang ditandai pengrusakan dan pembakaran gereja, masjid, pertokoan, perkantoran dan sebagainya pernah terjadi di negara ini. Kalau kurang waspada, hal serupa bisa terulang lagi.

Iklan

Ada banyak tesis (teori) yang dilontarkan para tokoh dan pakar berkenaan dengan kerusuhan berbau SARA tersebut. Amien Rais menyatakan, soal SARA hanya isu sampingan. Faktor utamanya adalah kesenjangan sosial ekonomi yang terlalu lebar. Ada atau tidak yang menunggangi, kesenjangan itu merupakan rumput kering yang amat mudah terbakar.

Nurcholis Madjid, melihat kerusuhan itu akibat bertemunya faktor subjektif dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang memiliki kepentingan tertentu, dengan kondisi objektif masyarakat yang sedang tegang, stress dan putus asa, akibat krisis ekonomi dan politik yang tak kunjung pulih.

Terjadinya kerusuhan, tidak mustahil juga karena masih kurangnya rasa ukhuwah di kalangan masyarakat. Sekiranya ukhuwah (persaudaraan) itu masih tertanam, maka rasa kebersamaan dan kesatuan akan tetap kuat. Sebab perasaan ini akan mengantarkan kita untuk tetap merasa senasib sepenanggungan. Rasa senasib akan membentengi orang dari berbuat yang merugikan orang lain, sebab mereka hakikatnya bangsa sendiri. Kalau kita merasa sakit dicubit, tentu orang lain juga demikian.

Ada banyak ukhuwah yang diajarkan Islam. Tidak saja ukhuwah fi din al-Islam atau ukhuwah Islamiah, yang secara sempit sering diartikan ukhuwah sesama muslim, tetapi juga ukhuwah fi al-ubudiyah (persaudaraan sesama makhluk Allah), ukhuwah fi al-insaniyah (persaudaraan sesama manusia), serta ukhuwah wathaniyah (persaudaraaan sebangsa dan setanah air).

Dalam konteks ukhuwah wathaniyah, kita perlu memupuk rasa kebersamaan sebagai bangsa Indonesia. Untuk itu harus kita hilangkan fanatisme kesukuan, etnis dan golongan, atau kesukuan (ashabiyah). Nabi Muhammad SAW, sejak 14 abad silam sudah memproklamasikan Islam sebagai agama yang anti ashabiyah. “Bukan golonganku siapa yang mengajak kepada ashabiyah, berperang dan atau mati karena ashabiyah.” (HR Abu Daud).

Baca Juga :  Manajemen Strategis Sistem Pendidikan Balance Scorecard: Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kota Banjarmasin

Pergaulan dengan golongan yang berbeda agama, Islam menekankan sifat toleran (tasamuh), kasih sayang (marhamah) dan melindungi. Kecuali aspek ibadat, umat beragama dipersilakan bergaul seluas-luasnya dalam aspek sosial. Masing-masing saling menghormati agama dan keyakinannya, tempat ibadatnya. Pada setiap peperangan, Nabi SAW dan para khalifah selalu berpesan kepada prajurit agar jangan merusak tempat-tempat ibadah dan simbol agama lain, jangan mengganggu orang yang sedang beribadah, orangtua, anak-anak, kaum wanita, dan sebagainya.

Prinsip ini ditanamkan, agar umat lain juga menerapkan prinsip yang sama. Sehingga tumbuh kerukunan. Agama boleh beda, tapi persatuan harus tetap terjaga. Guna mencegah kerusuhan SARA serta menumbuhkembangkan kerukunan tadi, perlu pemimpin yang memasyarakat. Selain demokratis, pemimpin kharismatik tetap dibutuhkan.

Selama ini kita melihat, pemimpin kita, baik yang formal maupun informal, kurang berkharisma. Imbauan dan ajakannya kurang didengar. Ketika amuk masa sedang merajalela, sepertinya tidak ada yang mampu mengatasi. Sebagian pemimpin baru berurun rembuk setelah musibah terjadi. Untuk menjadi pemimpin ideal, tentu yang bersangkutan harus merakyat, dan hidup tidak jauh dari pola hidup rakyat. Tidak tampil mewah dan eksklusif, sehingga rakyat merasa tidak ditinggalkan.

Seiring ini tentunya sikap proaktif pemerintah terus dtuntut. Terlepas dari ada tidaknya yang menunggangi, setiap kerusuhan mestilah diusut hingga tuntas, dan yang bersalah harus dihukum. Selama ini kita melihat, banyak kasus kerusuhan belum terlihat kelanjutan penanganannya dan belum ada yang tuntas dalam arti sebenarnya. Hal ini bisa menjadi preseden buruk, karena membuat orang tidak jera berbuat rusuh atau memprovokasi kerusuhan.

Iklan
Space Iklan
Iklan
Ucapan