Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalteng

Jelang Pilkada, Ini Sikap Kapakat Dayak Bersatu

×

Jelang Pilkada, Ini Sikap Kapakat Dayak Bersatu

Sebarkan artikel ini
1000522822 e1723680247370
Ketua Ormas Kapakat Dayak Bersatu Panjung A.Silai. (Kalimantanpost.com/drt)

PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Jelang Pilkada serentak Nopember 2024 mendatang, Organisasi Masyarakat (Ormas) Hapakat Dayak Bersatu tegaskan
sikap untuk warga Kalteng khususnya warga Dayak, untuk tidak memilih paslon yang bukan putra Dayak Asli.

Penegasan tersebut disampaikan Panjung A.Silai, SH, selaku Ketua/korlap Hapakat Dayak Bersatu, kepada awak media, Rabu (14/8/2024), didampingi motivator ormas tersebut Menteng Asmin.

Baca Koran

“Bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah mulai muncul, dan terlihat jelas, tetapi kami belum menentukan dukungan kemana” ujar Panjung.

Panjung A Silai menyatakan bahwa, aspirasi partai politik harus mengusung calon gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan wali kota, wakil wali kota yang berdarah Dayak asli. “Ini murni gerakan orang Dayak asli tidak ada orang menunggangi seperti isu isu yang beredar saat ini,” paparnya.

Menjawab mengapa orang Kalteng harus memilih putra Dayak asli pada Pilkada kepala daerah se Kaltenf, alasannya beragam mulai dari pemahaman karakteristik masyarakat Dayak.

“Kemudian.untuk kemudahan berkomunikasi, “hingga memahami kebathinan dan karakter masyarakat memahami Dayak, dan kita menyampaikan aspirasi sesuai menggunakan aturan yang ada,”j elas Panjung Silai.

Diakuinya, putra-putri Dayak asli selama ini tidak diberi kesempatan, mereka pun sadar diri yaitu yang berkaitan kualitas, elektabilitas, intregitas, dan isi tas. Meski demikian harus bersikap saat pemilihan nantinya, yang mana harus didukung dab dipilih.

Apabila calon Kepala Daerah atau wakilnya orang Dayak asli, yang bersangkutan akan lebih memahami karakteristik masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Minimnya putra asli Dayak memimpin daerahnya sendiri, pihaknya menuntut Pemerintah Daerah memberikan peluang untuk putra daerah.

Panjung A.Silai memberi contoh, yang sering terjadi adalah benturan antara masyarakat lokal dengan perusahaan, dan banyak lain termasuk kompleksitas pertanahan yang terjadi di kota Palangka Raya.

Baca Juga :  Kapolresta Palangka Raya Bersama Tiga Kapolres Lainnya Dimutasi

“Hal ini yang tidak mampu terselesaikan. “Ini akan membuat pengusaha kurang berminat untuk berinvestasi, dan dampaknya pendapatan daerah dari sektor pajak berkurang,” ungkapnya.

Untuk itu harapnya warga Kalteng bisa memilih putra asli daerah yang memimpin Kalimantan Tengah ini, sehingga dapat mewakili dan memimpin seluruh masyarakat bumi Tambun Bungai.

“Diingatkannya apabila tuntutan ini tidak diindahkan (gubris), “maka kami akan melakukan dan tetap mendukung Pemimpin Kepala Daerah Dayak asli,” tegasnya.

Tuntutan dan pernyataan sikap yang mereka sampaikan didasari kekhawatiran hak politik masyarakat Dayak yang menurutnya hampir tidak terakomodir.

“Kami tetap menolak selain asli orang Dayak sebagai pimpinan kepala daerah, SDM kami memadai dan mumpuni memimpin” tegas Panjung. (drt/KPO-3)

Iklan
Iklan
Baca Koran