PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com –
Kerukunan Warga Dusun, Maanyaan dan Lawangan (Dusmala) didirikan oleh para tokoh pendiri pada tahun 1967 sebagai pengikat kebersamaan warga asal Barito di Palangka Raya, bergerak bidang sosial.
Menurut Sekretaris KW Dusmala Nasional Seth Ajang, Minggu (11/8/2024), keberadaannya agak berbeda dengan Kerukunan Keluarga Dayak (KKD) Dusmala Tabama.
“KKD Dusmala Tabama adalah organisasi baru yang didirikan oleh Bias Layar pada tahun 2024 untuk mengakomodasi kepentingan politiknya,” ucapnya.
Dalam pemberitaan di media online, Bias Layar tidak mengakui kepemimpinan Ketua Umum Kerukunan Warga Dayak Dusun Maanyan dan Lawangan (KWD Dusmala) Nasional, Pancani Gandrung.
Sekretaris Umum DPP KWD Dusmala Nasional, Seth Ajang mengatakan KWD Dusmala Nasional jelas sangat berbeda dengan KKD Dusmala Tabama KWD.
Menyikapi hal itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Kerukunan Warga Dayak Dusun Maanyan dan Lawangan (KWD Dusmala) Nasional, menyatakan menolak hal itu.
Diuraiakannya kepemimpinan Pancani Gandrung bukan tanpa alasan, di kalangan tokoh tua (sesepuh) yang juga Dewan Pembina/Dewan Penasihat melakukan rembukan panjang.
“KWD Dusmala Nasional merupakan hasil musyawarah besar warga pada tahun 2010, yang dihadiri oleh banyak warga Dusmala dari berbagai daerah di Indonesia . Ini untuk mengakomodasi kepentingan dan kerukunan warga dimana pun berada,” jelasnya.
Dibeberkan, dalam musyawarah itu warga sepakat memilih Ketua Umum dr Don F Leiden, dan Sekretaris Umum Fitroni Arsianto.
Namun, karena tidak sanggup dan tidak mampu pada tahun 2017, Fitroni menyatakan mundur. Kemudian pengurus menunjuk Riduanto, sebagai Sekretaris Umum.
Sejak 2017 itu, di sela kesibukan Don F Leiden dan Riduanto menyempatkan mengurus berkas administrasi organisasi kemasyarakatan yang tidak pernah dibereskan oleh sekum terdahulu, salah satunya membuat dan mencatatkan AD/ART dalam bentuk Akta Notaris tetapi belum didaftarkan ke Kemenkumham.
“Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 18 Februari 2024 Dewan Pembina/Dewan Penasihat KWD Dusmala meminta Pancani Gandrung untuk bersedia menjadi Ketua Umum. Namun, Pancani Gandrung tidak langsung menjawab setuju, tetapi menelepon Bias Layar dan menawarkan untuk menjadi ketua,” ungkapnya.
Namun, Bias menolak mentah-mentah. Karena Bias menolak maka Pancani Gandrung meminta kepastian dukungan dari para sepuh Dewan Pembina/Dewan Penasihat agar organisasi kemasyarakatan DPP KWD Dusmala Nasional bisa berjalan sesuai harapan.
“Dewan Pembina/Dewan Penasihat dan sejumlah Pengurus DPP KWD Dusmala Nasional sepakat memutuskan penunjukan Ibu Pancani Gandrung sebagai Ketua Umum DPP KWD Dusmala Nasional,” tandasnya.(drt/KPO-3)