BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, menggandeng Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk mengembangkan konsep “One Borneo Quarantine System” atau Satu Sistem Kekarantinaan di Kalimantan.
Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap sumber daya alam hayati di Pulau Kalimantan.
Sahat menjelaskan, kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas Barantin terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, kolaborasi dengan ULM dinilai sangat penting, terutama dalam pengembangan bidang karantina, pendidikan, riset, dan teknologi.
“Kerja sama dalam pengembangan karantina, pendidikan, riset, dan teknologi ini sangat strategis. Indonesia harus memimpin isu kekarantinaan di Kalimantan dan merespons dengan cepat kemajuan teknologi serta perdagangan global,” ujar Sahat dalam penandatanganan nota kesepahaman yang digelar di Banjarbaru, Selasa (24/9/2024).
Sahat menambahkan bahwa kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kompetensi SDM Barantin di wilayah Kalimantan, tetapi juga akan memberikan manfaat bagi civitas akademika ULM melalui pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai institusi baru, Barantin memiliki tugas dan fungsi yang luas, termasuk melindungi kelestarian sumber daya alam hayati di wilayah Kalimantan.
Barantin berlandaskan pada sejumlah asas, antara lain kedaulatan, keadilan, perlindungan, keamanan nasional, keilmuan, dan kelestarian. “Asas keilmuan ini sangat penting untuk dimiliki oleh pejabat karantina dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dukungan dari perguruan tinggi seperti ULM sangat relevan dalam mendukung tugas kami,” jelas Sahat.
Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof Ahmad, menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan apresiasinya. Ia menyebut bahwa kerja sama ini merupakan hadiah istimewa dalam perayaan Dies Natalis ULM ke-66.
“Semoga kolaborasi ini menjadi dorongan bagi proses akreditasi 10 program studi baru di ULM, menambah enam program studi yang sudah terakreditasi sebelumnya,” ujar Prof. Ahmad.
Lebih lanjut, Rektor ULM berharap Barantin dapat mendukung ULM dalam menjadi perguruan tinggi yang peduli terhadap perubahan iklim, khususnya melalui pengelolaan lahan mangrove. “Dukungan Barantin dalam melindungi satwa dan tumbuhan yang dilalulintaskan, baik domestik maupun ekspor, sangat penting agar terjamin sehat, aman, dan berdaya saing global,” tambahnya.
Sebagai bagian dari kolaborasi ini, sebanyak 21 alumni ULM saat ini bekerja di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi kedua belah pihak. Dalam implementasi nota kesepahaman, Sekretaris Utama Barantin, Ir Bambang, MM, dan Wakil Rektor IV ULM, Dr Ir Yusuf Azis, M.Sc, juga menandatangani Perjanjian Kerja Sama dalam hal pengembangan kapasitas SDM, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
“Semoga kerja sama ini mampu menciptakan SDM yang berkualitas dan memperkaya wawasan kedua belah pihak, sehingga dapat menjaga negeri ini, khususnya di wilayah Kalimantan, dengan lebih baik,” tutup Sahat. (dev/KPO-4)