JAKARTA, Kalimantanpost.com – Berjiwa tangguh dan gigih modal bagi seorang pebisnis, dan itu juga yang dimiliki seorang aktivis ungkapan ini disampaikan Mukit Hendrayatno seorang pebisnis muda yang kini menjabat sebagai komisaris Utama Ethos Kreatif Indonesia ketika menjadi pembicara di sesi seminar Keluarga Besar Pelajar Indonesia (KB PII) di Hotel Sahid Jakarta, Sabtu (14/9/2024).
Modal utama yang dimiliki seorang pebisnis memiliki kegighan, Tangguh dan istikomah serta sabar dalam membangun usaha, ciri ini melekat pula dalam diri aktivis yang juga tangguh, gigih, “makanya seorang aktivis memiliki modal yang sangat kuat menjadi pebisnis” Ungkap Mukit.
Seorang pebisnis, lanjut Mukit berpegang pada tujuan yang jelas, dan berupaya keras memperjuangkan nilai dan tujuannya dengan gigih, tangguh, dan terus menerus sampai pada puncak yang dicapainya.
Menjadi pebisnis, menurut Mukit membutuhkan keluwesan, yaitu dapat membangun hubungan komunikasi dengan orang lain, mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dan lingkungan pebisnis, serta mampu menyesuaikan diri dalam komunitas bisnis.
Bagi aktivis yang ingin menjadi pebisnis, Mukit berpesan tidak perlu khawatir terjebak pada prilaku pragmatis, sebab dirinya yakin aktivis yang menjadi pebisnis, sikap dan idealismenya sebagai aktivis tidak luntur.
“Setidaknya ketika seorang aktivis sukses dalam menjalankan bisnisnya, maka benefitnya yang didapat akan kembali ke masyarakat sebagaimana semangat idealismenya seorang aktivis,” ungkap pengusaha muda asal Cilacap ini.
Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) merupakan sekumpulan para aktivis PII yang kini sudah tersebar ke berbagai profesi baik politik, pengusaha, pengacara, birokrat, akademisi maupun dunia pendidikan dan pesantren.
Rangkaian kegiatan Muktamar ke 7 KB PII ini selain kegiatan seminar kebangsaan juga ada kegiatan Bisnis Meeting yang membahas soal tema dunia usaha yang dihadiri oleh para pelaku dunia usaha dan profesional.
Beberapa tokoh yang mengisi bisnis meeting diantaranya Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI), Soetrisno Bachir (Pengusaha Nasional), Softan Djalil (Mantan Menteri Perekonomian RI), dan Bahlil Lahaddalia (Menteri ESDM RI). (adm)