Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
HEADLINE

Sensasi Atlet Banua Enam Hingga Tekad Kalsel Pertahankan Prestasi di PON XXII NTB -NTT

×

Sensasi Atlet Banua Enam Hingga Tekad Kalsel Pertahankan Prestasi di PON XXII NTB -NTT

Sebarkan artikel ini
IMG 20240921 WA0006 1
Iklan

BANDA ACEH, Kalimantanpost.com – Kejutan demi kejutan dibuat atlet-atlet Kalimantan Selatan (Kalsel) yang bertarung di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh Sumatera Utara (Sumut) yang digelar sejak 1 – 20 September 2024.

Beberapa cabang olahraga yang tadinya tak diperhitungkan dan dengan keterbatasan dana maupun sarana latihan, ternyata mampu meraih medali walau pun hanya perunggu.

Baca Koran

Sebut saja cabor olahraga Kurash yang baru pertama kali dipertandingkan di PON XXI, Kalsel yang hanya mengirim dua orang mampu meraih satu medali perunggu. Padahal selama latihan menjelang pesta olahraga nasional, mereka numpang berlatih di matras judo maupun sambo, karena tak punya sarana latihan.

Begitu juga kempo yang meloloskan tiga orang, dua diantaranya meraih dua medali perunggu.

Anggar tak mau kalah, mampu mengukir sejarah mendapatkan satu perunggu di PON Aceh-Sumut, sedangkan tenis lapangan meraih dua medali perak dan dua perunggu.

Tak mau kalah di arum jeram, kickboxing, dansa, gantole, barongsai maupun binaraga mempersembahkan medali perak atau perunggu buat Banua. (lihat tabel).

Prestasi yang luar biasa juga dibuat cabor yang tadinya tak diperhitungkan meraih medali emas malah ‘bikin’ sensasi menjadi juara. Sebut saja dayung yang hanya berlatih di Sungai Awang Banjarmasin meraup dua medali emas dan tiga perunggu.

Lalu, berkuda merupakan penyumbang emas terbanyak dengan 4 keping, satu perak dan satu perunggu.

Gebrakan juga dicabor atletik mempersembahkan tiga medali emas. Hebatnya lagi, Dina Aulia asli Urang Barabai, Kabupaten Hulu Tengah (HST) mampu memecahkan rekornas yang tertahan 12 tahun dan rekor PON selama 8 tahun di lari 100 meter gawang putri .

Dina Aulia mencatatkan waktu 13.16 detik dan berhak meraih medali emas melampaui rekor PON atas nama Emilia Nova atlet DKI Jakarta pada PON 2016 di Jawa Barat dan rekor nasional atas nama Dedeh Irawati, atlet asal DKI Jakarta dengan waktu 13.18 yang diciptakan pada 2012.

Dina pun kembali membuat kaget, sebagai pelari tercepat Indonesia meraih medali emas jarak 100 meter. Padahal itu bukan nomor sprsialisasinya.

Keberhasilan Dina memacu atlet asal HSU, Halida Ulfah saat bertarung di Jalan cepat 20 km putri dengan meraih medali emas.

Biliar pun tak mau ketinggalan ‘berpesta’ medali emas. Hanya menargetkan dua medali emas, ternyata mampu meraup tiga medali emas.

Baca Juga :  Mantan Menkumham Yasonna Laoly tak Berkomentar Terkait Panggilan KPK

Cabor Esport yang tanpa gembar gembor dan tiba-tiba mampu menyeruak merebut satu medali emas, sedangkan tinju mempertahankan satu medali emas melalui Beatchrix.

Sayangnya gulat yang selama ini menjadi primadona untuk menyumbang medali emas lebih banyak, kembali hanya dapat satu emas. Itu pun melalui pegulat senior Fachriansyah. Sisanya hanya menyumbang 3 perak dan 4 perunggu.

Begitu juga menembak juga mengalami penurunan perolehan medali. Awalnya diharapkan dapat medali emas, hanya meraih satu perak dan satu perunggu.

Lebih ironis ditoreh karate, yang digadang-gadang akan meraih dua emas sesuai hasil Pra PON XXI di Banjarbaru, tak satu pun meraih menyumbangkan medali.

Nasib lebih baik didapat Sambo, yang mencanangkan dua emas, kebagian 2 perak dan 2 perunggu.

Beberapa cabor olahraga lainnya seperti angkat besi, panjat tebing, panahan, judo, sepakbola, muanthai, dan lain-lain masih belum menyumbangkan medali.

Terlepas beberapa cabor yang meleset dalam perhitungan meraih medali emas, torehan prestasi atlet-atlet Kalsel di PON XXI 2024 ini cukup sensasional dengan meraih 15 medali emas, 15 perak dan 25 perunggu. Hasil ini di luar ekspatasi, karena awalnya KON Kalsel hanya menargetkan 7 medali emas.

Disisi lain, hasil 15 emas ini jangan membuat kita jumawa dan lengah dalam persiapan menghadapi PON XXII di Nusa Tenggara Barat (NTB) – Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2028 medatang.

Cabor peraih medali emas diharapkan usai PON XXI langsung melakukan pembinaan agar bisa mempertahankan medali yang diraih, sedang perak dan perunggu mampu merebut medali emas.

Pasalnya, provinsi lain seperti Jawa Barat yang meraih juara umum, usai PON langsung melakukan pembinaan tidak menunggu Pra PON atau PON melakukan pemusatan latihan.

Disisi lain, cabang olahraga yang belum mendapat medali seperti angkat besi, potensi menjadi yang terbaik di PON XXII sangat besar mengingat usainya masih terbilang muda.

Shelvia Azizil Prasetyo saat bertarung di PON XXI Aceh masih berusia 15 tahun, tapi mampu bersaing dengan seniornya di kelas kelas 81 kilogram putri.

Begitu juga Muhammad Guntur yang bertanding di kelas 102 kg masih berusia 18 tahun dan mampu menempati peringkat kelima.

Baca Juga :  HIPMI Kalsel Gelar Musda

Jika Shelvia dan Guntur dibina secara kontinyu dan mendapat dukungan berbagai pihak, keduanya bakal mampu bersinar di PON XXII mendatang.

Atlet anggar yang bertanding di PON pun rata-rata usianya di bawah 20 tahun. Begitu seringnya Pengprov IKASI Kalsel menggelar pertandingan berjenjang, mulai kadet hingga senior serta mengikuti event nasional akan membuahkan hasil di PON XXII.

Cabor potensial lainnya akan berpeluang meraih medali di pesta olahraga se Indonesia empat tahun mendatang adalah di Kurash. Beberapa atlet Banua yang memiliki bakat di seni bela khususnya gulat, bisa diajak menekuni olahraga asal Uzbekistan ini.

Dengan mempelajari teknik kurash selama empat tahun, atlet-atlet Banua bisa berjaya seperti gulat di event nasional.

Nah, untuk Sambo perlu lebih ekstra keras lagi agar bisa mendulang medali emas. Pasalnya, lawan-lawannya merupakan atlet profesional dari MMA.

Bagaimana dengan dayung? Adanya PPLP dan kontinyu nya latihan atlet-atlet dayung berlatih di Sungai Awang Banjarmasin akan bisa mempertahankan medali emas.

Salah satu yang perlu dicermati adalah di atletik dengan menyeruaknya dua atlet asal Banua enam meraih tiga medali emas melalui Dina Aulia dan Halida.

Dina selama ini mendapat support dari Pemkab HST saat masih sekolah atlet Rangunan Jakarta maupun mengikuti Pelatnas membayarnya dengan emas.

Ini juga membuktikan atlet-atlet Banua bisa bersaing di cabang atletik asalkan ada kemauan, latihan keras dan ditunjang dukungan penuh dari Pemda dengan secara rutin memberikan intensif setiap bulan dan memberikan setiap meraih juara baik di event lokal dan internasional.

Kita tunggu kepedulian pemimpin daerah membina dan memperhatikan atlet-atlet Banua hingga melahirkan Dina Aulia baru yang mampu menoreh prestasi tak hanya di tingkat nasional bahkan internasional.

Jangan sampai pembinaan secara nol di daerah, tapi kurang perhatian dari berbagai pihak seperti petenis nomor satu Indonesia asli urang Banjar, Muhammad Rifqi pindah ke Jatim, lifter angkat besi peraih medali perak PON XXI pindah ke Papua dan atlet lainnya pindah.

Kita yang membina sejak dini, provinsi lain yang memetik hasilnya. (Syaiful Anwar/KPO-3)

foto
– Perolehan cabang olahraga Kalsel di PON XXI 2024 Aceh -Sumatera Utara. (Kalimantanpost.com/Repro KONI Kalsel)

Iklan
Iklan