PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Kenaikan biaya pendidikan menjadi pemicu inflasi di wilayah Kalteng pada September 2024.
“Kelompok pendidikan mengalami naik signifikan sebesar 2,21 persen menjadi salah satu pemicu inflasi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Kalteng Agnes Widiastuti, Selasa (1/10/2024).
Hal ini menyebabkan Kalteng pada September 2024 lalu, Kalteng mengalami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,60.
Kepada awak media disebutkan, Kabupaten Sukamara mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,98 persen dengan indek harga konsumen (IHK) 107,19.
Sementara, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Kapuas dengan angka 1,24 persen dan IHK 105,84.
Agnes memaparkan kenaikan harga sejumlah barang menjadi faktor utama inflasi tersebut.
“Inflasi disebabkan oleh kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 2,31 persen” ucapnya.
Selain kelompok pendidikan mengalami naik signifikan sebesar 2,21 persen, kelompok perawatan pribadi yang mencatat kenaikan tertinggi, yaitu 4,12 persen.
Kelompok lain yang mengalami kenaikan indeks harga adalah pakaian dan alas kaki 0,55 persen, perlengkapan rumah tangga 0,88 persen, kesehatan 1,65 persen.
Berikutnya yang naik transportasi 0,54 persen, rekreasi dan budaya 0,45 persen, serta penyediaan makanan dan minuman di restoran 1,63 persen.
Tetapi diakui, ada juga kelompok pengeluaran yang justru mengalami penurunan indeks, seperti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun sebesar 0,52 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,03 persen.
Untuk inflasi month-to-month (m-to-m) Kalteng ,menurut Agnes, pada September 2024 tercatat sebesar 0,07 persen, sedangkan inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 0,05 persen.
“Meskipun terjadi inflasi, di angka itu masih dalam kategori terkendali, dan kami terus memantau untuk menjaga kestabilan harga di Kalteng,” jelasnya. (drt/KPO-4).