BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Tim Peneliti dari STIKES Suaka Insan Banjarmasin beranggotakan Warjiman, S.Kep., Ners., MSN., Imelda Ingir Ladjar, BSN., MHA., PhD, Oktovin, S.Kep., Ners., M.Kep, serta 4 orang mahasiswa keperawatan melakukan penelitian berkaitan dengan life style atau gaya hidup remaja di Kota Banjarmasin. Hasilnya menunjukkan gaya hidup remaja saat ini beresiko menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut Warjiman, fenomena masalah kesehatan terutama pada usia muda sudah mengalami pergeseran. Dahulu penyakit tidak menular seperti hiperteni, stroke, diabetes, gagal ginjal umumnya terjadi pada usia dewasa dan lansia. Fenomena saat ini justru penyakit-penyakit tidak menular tersebut juga mulai terjadi pada usia muda.
“Salah satu faktornya adalah life style atau gaya hidup kelompok masyarakat usia muda. Seperti yang diketahui, Penyakit Tidak Menular (PTM) selalu dikaitkan dengan indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, konsumsi rokok, dan alkohol,” katanya, Senin (28/10).
Dikatakannya, dari 315 sampel penelitian yang tersebar di 4 wilayah/kecamatan berbeda, menunjukkan pola aktifitas remajaterutama yang bersekolah mayoritas pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan sekolah-sekolah di Kota Banjarmasin memfasilitasi kegiatan olahraga secara terjadwal dan menyediakan fasilitas yang bebas untuk digunakan dalam kegiatan olahraga.
“Akan tetapi, dari 315 remaja ternyata masih ada sekitar 25 orang remaja yang memiliki aktifitas pada kategori rendah.
Aktfitas yang rendah pada remaja perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan dapat memicu peningkatan berat badan yang berlebihan,” ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan berat badan yang berlebihan ataupun obesitas memiliki pengaruh pada peningkatan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus. Hal ini sejalan dengan temuan pada penelitian ini dimana dari 315 remaja yang diteliti sekitar 35 di antaranya memiliki berat badan berlebih dan 45 orang remaja dengan obesitas.
“Salah satu faktor yang ditemukan pada penelitian ini yaitu remaja cenderung jarang melakukan aktifitas bergerak karena lebih menikmati dalam menggunakan gawai. Dalam penelitian mayoritas remaja yang diteliti menggunakan gawai rata-rata 4-5 jam perhari,” jelasnya.
Terkait temuan ini, maka perlu adanya tindakan nyata dari insitusi Kesehatan dan Pihak Sekolah untuk mengelola perilaku remaja terutama dalam melakukan aktifitas fisik terjadwal. (mns/KPO-1)