Oleh: DR Syafiq Riza Basalamah MA
Ikhlas menerima pemberian dari Allah
Hati Berkaitan dengan Ikhlas
Ikhlas itu bukan terserahmu
Ikhlas adalah amalan hati. Ciri ciri orang ikhlas kelihatan dari gerak geriknya dalam bermuamalah kepada orang lain.
Dalam konteks agama Islam, ikhlas sering kali diartikan sebagai keikhlasan hati dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia.
Hadits tentang ikhlas turut membingkai indahnya menerima pemberian Allah ini.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Ikhlas dalam Islam menempati urutan pertama dalam kitab-kitab para ulama.
Ikhlas beramal itulah yang dituntut. Ikhlas itu menerima setiap keputusan Allah dengan lapang dada.
Ikhlas menurut Islam merupakan pokok dalam segala sesuatu. Oleh karena itu, ikhlas karena Allah selalu kita sematkan dalam hati kita. Dengan demikian akan terasa ringan dan mudah untuk dikerjakan. Apakah itu bentuknya; Ikhlas dalam bekerja atau ikhlas dalam beribadah, Ikhlas dalam berkawan , Ikhlas hati itu yang utama.
Ikhlas itu berat, oleh karenanya para ulama selalu memperbaikinya setiap saat. Belajar ikhlas menerima takdir sepertinya akan memotivasi diri Anda agar lebih baik dalam mengarungi bahtera kehidupan. Selain ikhlas, ada sifat qanaah.
Qanaah artinya sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari rasa tidak merasa puas atau merasa kurang, utamanya dalam pemberian nikmat dari Allah.
Tidak semua orang berharta; ada si kaya dan ada si miskin, semuanya diuji dengan keadaannya. Ada yang berahsil melewatinya dan ada yang tumbang dalam menapakinya. Cinta karena harta tidak akan langgeng, tapi cinta karena agama akan awet selamanya. Menerima apa adanya kelebihan dan kekurangan pasangan, akan lebih mendewasakan wawasan berpikir Anda.
Apabila kita telaah hadits tentang rezeki, maka akan kita dapati bahwa rezeki Allah yang mengatur nya.
Rezeki tak kan lari jauh dikejar, rezeki akan datang sendiri… dengan syarat Anda menempuh sebab-sebabnya. Inilah indahnya Islam, adanya hubungan sebab-akibat.