Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Jalan Terjal Suksesi Presiden

×

Jalan Terjal Suksesi Presiden

Sebarkan artikel ini
Iklan

Oleh : Ade Hermawan
Pemerhati Pemerintahan

Suksesi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Terpilih hasil Pemilihan Presiden tahun 2024 akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2024. Kita semua menyaksikan bahwa banyak permasalahan atau jalan terjal dihadapi oleh Presiden Joko Widodo dan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Permasalahan tersebut adalah pertama, berkaitan dengan kepemimpinan presiden Joko Widodo. Di satu sisi mayoritas rakyat menilai bahwa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sukses dan berhasil. Namun ada segelintir kelompok masyarakat yang menilai bahwa kepemimpinan presiden Joko Widodo gagal. Kedua, Banyak pihak-pihak yang belum dapat menerima atau tidak legawa terhadap hasil pemilihan presiden tahun 2024. Pihak-pihak ini senantiasa berusaha untuk melengserkan Presiden Joko Widodo sebelum habis masa jabatan serta berusaha menggagalkan pelantikan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden. Sehingga atas dasar kenyataan faktual inilah yang membuat suksesi presiden mengalami jalan terjal.

Baca Koran

Kepemimpinan Joko Widodo

Joko Widodo telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia sejak 20 Oktober 2014. Keberhasilan Joko Widodo sebagai presiden dapat dilihat dari upayanya dalam pembangunan infrastruktur, program sosial, dan reformasi ekonomi.

Salah satu pencapaian terbesar Jokowi adalah pembangunan infrastruktur yang masif di seluruh Indonesia. Ia memprioritaskan pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara untuk meningkatkan konektivitas antar daerah. Proyek-proyek ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mempermudah akses masyarakat ke berbagai layanan.

Jokowi juga meluncurkan berbagai program sosial untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Program seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Sembako bertujuan untuk membantu keluarga kurang mampu dalam mendapatkan pendidikan dan kebutuhan pokok. Ini menunjukkan komitmennya terhadap pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Di bidang ekonomi, Jokowi berusaha untuk menarik investasi asing dan memperbaiki iklim usaha di Indonesia. Ia telah melakukan berbagai reformasi untuk mempermudah proses perizinan dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Meskipun Jokowi telah mencapai beberapa keberhasilan, kegagalan dalam meningkatkan kapasitas fiskal, isu korupsi, dan penanganan krisis sosial dan ekonomi menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Kritik-kritik ini mencerminkan kompleksitas dalam kepemimpinan dan harapan masyarakat terhadap perubahan yang lebih baik.

Salah satu kritik utama terhadap Jokowi adalah keterbatasan dalam meningkatkan kapasitas fiskal dan belanja infrastruktur. Meskipun ada banyak proyek infrastruktur yang diluncurkan, banyak pihak berpendapat bahwa hasilnya belum sebanding dengan harapan masyarakat. Beberapa proyek mengalami keterlambatan dan tidak semua daerah mendapatkan manfaat yang sama dari pembangunan tersebut.

Baca Juga :  Kebijakan Populis, Hidup Rakyat Tetap Miris?

Jokowi juga menghadapi kritik terkait isu korupsi dan nepotisme dalam pemerintahan. Beberapa pihak masyarakat menilai bahwa praktik-praktik ini masih terjadi di bawah kepemimpinannya, dan ada anggapan bahwa politik di Indonesia semakin mirip dengan bisnis keluarga. Hal ini menimbulkan keraguan tentang komitmennya terhadap reformasi dan transparansi.

Selama masa jabatannya, Jokowi juga menghadapi tantangan dalam penanganan krisis sosial dan ekonomi, terutama selama pandemi COVID-19. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan, banyak masyarakat yang merasa bahwa bantuan tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam respons pemerintah terhadap krisis yang dihadapi rakyat.

Pelantikan Wakil Presiden

Pelantikan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden terpilih menghadapi tantangan dari kontroversi yang muncul, namun pihak-pihak terkait berusaha untuk memastikan bahwa proses pelantikan tetap berjalan. Isu ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden baru.

Pelantikan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden terpilih menghadapi beberapa keberatan dari pihak-pihak tertentu. Alasan Mereka adalah : pertama, Ada kekhawatiran bahwa pencalonan Gibran cacat secara konstitusional. Beberapa ahli hukum berpendapat bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendasari pencalonannya tidak sah, sehingga membuka kemungkinan untuk membatalkan pelantikan tersebut. Hal ini menjadi isu serius yang dapat mempengaruhi legitimasi posisinya . kedua, Gibran dianggap oleh sebagian kalangan sebagai sosok yang hanya mengandalkan nama besar ayahnya, Presiden Joko Widodo. Ini menimbulkan pertanyaan tentang independensinya sebagai pemimpin dan apakah ia mampu menjalankan tugasnya tanpa pengaruh nepotisme. Ketiga, Kontroversi yang muncul dari akun media sosial yang dikenal sebagai “Fufufafa” juga menjadi perhatian. Meskipun pengamat menyatakan bahwa isu ini tidak akan mempengaruhi pelantikan, tetap saja hal ini menciptakan keraguan di kalangan publik mengenai integritas proses pemilihan. Keempat, mereka meragukan kemampuan Gibran untuk menjalankan tugas sebagai Wakil Presiden, mengingat usianya yang relatif muda dan pengalaman politik yang masih terbatas dibandingkan dengan calon lainnya.

Peralihan Kekuasaan

Hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat ini dianggap baik, meskipun ada beberapa isu yang muncul terkait dinamika politik. Jokowi sendiri menegaskan bahwa ia dan Prabowo memiliki hubungan yang erat dan harmonis. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan dalam beberapa hal, ia sangat mempercayai Prabowo. Prabowo juga membantah kabar mengenai keretakan hubungan mereka. Ia menegaskan bahwa hubungan dengan Jokowi tetap solid dan tidak ada masalah yang signifikan. Beberapa pihak juga menyatakan bahwa hubungan keduanya baik-baik saja dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang beredar.Meskipun ada tantangan dan perbedaan dalam pandangan politik, baik Jokowi maupun Prabowo berusaha untuk menjaga hubungan baik ini sebagai contoh bagi rakyat Indonesia. Mereka berkomitmen untuk bekerja sama dalam memajukan negara.

Baca Juga :  Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus

Peralihan kekuasaan dari Joko Widodo kepada Prabowo Subianto merupakan momen penting dalam sejarah politik Indonesia. Meskipun ada tantangan dan kontroversi yang harus dihadapi, upaya untuk memastikan transisi yang mulus menjadi fokus utama bagi kedua belah pihak.

Presiden Joko Widodo dan timnya telah mempersiapkan proses transisi untuk memastikan bahwa peralihan kekuasaan berjalan dengan lancar. Beberapa menteri dalam kabinet Jokowi telah dipanggil oleh Prabowo untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan dalam transisi ini. Tujuannya adalah untuk memuluskan proses dan memastikan bahwa program-program yang telah dijalankan dapat dilanjutkan oleh pemerintahan baru.

Presiden Joko Widodo berharap bahwa program-program yang telah dilaksanakan selama masa jabatannya, seperti pembangunan infrastruktur dan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN), akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo. Ini menunjukkan adanya harapan untuk kesinambungan dalam kebijakan dan pembangunan di Indonesia.

Akhirnya kita semua berdo’a dan berharap agar suksesi presiden atau peralihan kekuasaan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto berlangsung dengan aman dan damai. Dan kepada pihak-pihak berupaya menghalang-halangi proses suksesi presiden dan wakil presiden agar menghormati proses demokrasi dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai konstitusi apalagi sampai melakukan tindakan melawan hukum. Untuk itu aparat keamanan wajib mengawal suksesi presiden ini dengan melakukan pengamanan yang mengedepankan pendekatan persuasif. Dan jika secara persuasif para penghalang tetap ngotot untuk menggagalkan suksesi presiden tersebut, maka pihak keamanan dapat melakukan tindakan represif dan terukur sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kita percaya bahwa terpilihnya seseorang menjadi presiden adalah karena ridho Allah, oleh karena dengan kuasa-Nya jualah Jalan terjal suksesi presiden Republik Indonesia 2004 dapat dilalui dengan aman dan damai.

Iklan
Iklan