Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan

Space Iklan
Kalsel

Pola Pengembangan Harapan Hidup di Kalsel Hanya 88,10 Persen

×

Pola Pengembangan Harapan Hidup di Kalsel Hanya 88,10 Persen

Sebarkan artikel ini
IMG 20241030 WA0056 1 e1730295621962
Acara Publikasi Alco Regional Kalimantan Selatan di Aula Lt.2 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel, Rabu (30/10/2024) sore. (Kalimantanpost.com/ful)
Space Iklan

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Angka pola Pengembangan Harapan Hidup (PPH) di Kalimantan Selatan (Kalsel) masih mencapai 88,10 persen. Ini disebabkan masyarakat di Banua tak suka makan sayur-sayuran dan buah-buahan.

“Berdasarkan data-data yang kami peroleh, pola pengembangan Harapan Hidup (PPH) di Kalsel itu dianggap 88,10. Perlu perjuangan semua pihak hingga sampai ke target PPH 100 persen,” papar Ayi Riyanto Kepala Perwakilan BPKP Kalsel usai acara Publikasi Alco Regional Kalimantan Selatan di Aula Lt.2 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel, Rabu (30/10/2024) sore.

GBK

Menurut dia makna dari angka tersebut, pola makan masyarakat di Kalsel itu masih belum berimbang atau masih belum baik.

“Masyarakat di Kalsel masih banyak yang tak menyukai sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan susu. Ini berdampak pada kesehatan di tempat kita,” paparnya.

Dijelaskan Ayi, dengan pola makan seperti ini, ada yang usianya masih muda, sekitar 30-an tahun sudah terkena penyakit stroke, diabetis dan lain-lain.

Menurut Ayi, pola makan masyarakat di Kalsel ini perlu diperbaiki oleh semua pihak agar lebih baik lagi

“Sejak anak-anak perlu diajari bagaimana mereka menyukai sayur-sayuran, ikan, buah-buahan, susu atau empat sehat lima sempurna,” ucapnya.

Sekarang ini anak-anak cenderung makan mie instans, telor, makanan lainnya serta minuman kaleng atau sunset dan lainnya.

Selain itu, kata Ayi, pihaknya juga mendapat informasi masih banyak anak di Kalsel yang belum mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dari ibunya.

“Berdasarkan data yang kami peroleh hanya sekitar 54 5,3 persen anak yang mendapat ASI, sisanya diberikan susu formula,” ucapnya.

Ditambahkan dia, berbagai alasan bayi tak mendapat ASI dari ibunya diantaranya kurang lancarnya produksi ASI orangtua.

“Ini kembali berkaitan dengan pola asupan makanan tadi. Mungkin si ibu kurang makan sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain,” tandasnya.

Baca Juga :  Tanamkan Cinta NKRI, UNUKASE Gelar Pelatihan Dasar Calon Siswa Menwa

Mengatasi masalah tersebut perlu sosialisasi dari berbagai pihak agar masyarakat suka makan sayur, buah-buahan, ikan yang memiliki gizi tinggi. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan
Ucapan