ROFI ZARDAIDA
Wartawan Senior, Wirausaha, Kepala Perwakilan Kalimantan Post di Jakarta
MOMENTUM pelantikan DPR RI yang berlangsung bertepatan pada Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2024 kemarin merupakan momentum bersejarah bagi Annisa Maharani Azzahra Mahesa. Didaulat menjadi Anggota DPR RI termuda, gadis berusia 23 tahun ini hadir bagai reinkarnasi perjalanan politik, Desmond Junaidi Mahesa, aktivis Kalsel yang tidak lain adalah ayah kandung dari Annisa Mahesa.
Istilah Vini, Vidi, Vici nampaknya cocok menggambarkan kehadiran Annisa sebagai figur baru dunia Politik Indonesia. Sebuah kalimat dari bahasa Latin bermakna “Saya Datang, Saya Melihat dan Saya telah Menaklukkan”.yang terkenal berasal dari Julius Caesar, seorang jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 Masehi. Annisa bagai embrio politik yang lahir secara mendadak sebagai respon atas wafatnya Desmond Mahessa pada 24 Juni 2023, disaat dirinya tengah mempersiapkan diri untuk kembali berkontestasi dalam Pemilihan Legislatif di daerah Pemilihan Banten II.
Saat penulis bertemu Annisa disela kesempatan takziyah dirumah almarhum Desmond yang berlokasi di kawasan Ragunan Jakarta Selatan, Annisa terlihat tegar walau bingung harus melakukan apa karena dirinya tengah mempersiapkan semester akhir kuliahnya di Australia. Menyaksikan dia saat itu sungguh jauh berbeda dengan menyaksikan Annisa yang duduk di podium utama dihadapan 580 anggota DPR RI yang baru dilantik.
Annisa datang, melihat dan menaklukan panggung politik tanah air ternyata bukan sebuah kebetulan. Sejak kecil ternyata Desmond telah mempersiapkannya untuk tidak alergi pada politik. Dalam wawancara yang dilakukan Kalimantan Post Jakarta, Annisa mengaku ayahnya mengajarkan bahwa politik itu harus didekati dan jangan dijauhi.
Padahal tahun 80an hingga 1996 generasi muda Indonesia sempat mengalami sindrom kelompok anti politik praktis. Meski jumlah pemuda hingga kini hampir mendominasi total jumlah penduduk, antipati pemuda terhadap politik praktis mulai terungkap dari hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2017.
Saat ditanya bidang apa yang rasa ketertarikan mereka paling besar, jawabnya 30% suka pada bidang olahraga, 19% memilih musik serta 13 % menonton film. Jajak pendapat terhadap 600 responden berusia 17-29 tahun itu menunjukkan bahwa hanya 2,3 persen milenial yang menyatakan isu sosial dan politik. Sangat minim.
Alasan rendahnya minat milenial terhadap politik kala itu adalah karena mereka menganggap bahwa politik adalah cara merebut kekuasaan serta identik dengan kebohongan dan korupsi.
Kenyataan itu tidak bergeser jauh dik! hingga saat ini, fakta bahwa politik dipertontokan secara terang benderang sebagai perangkat untuk merebut kekuasaan dan identik dengan janji manis.
Kehadiran Annisa bagai angin sejuk ditengah belantara panas. Harapan baru kembali tumbuh kepada gen Z yang dituding hanya doyan tiktok dan bermain sosial media. Idealisme pemuda yang belajar dari kesalahan para pendahulu diharapkan akan menjadi tunas baru kejayaan Indonesia dimasa yang akan datang.
Tingkat optimisme pemuda masih cukup besar terhadap lima sektor yaitu infrastruktur dasar, ekonomi dan kesejahteraan, kehidupan sosial serta pariwisata dan ekonomi kreatif. Keinginan mereka simple, mudah mengakses pendidikan dan kesehatan, mudah lapangan pekerjaan dan berwirausaha, peningkatan kualitas transportasi umum, serta aman dan damai dibidang hukum dan keamanan.
Annisa yang akrab disebut Icha menggantikan sosok sang ayah sekaligus melanjutkan perjuangannya sebagai wakil rakyat. Dengan kemampuan multitasking yang stabil, Annisa membuktikan mampu kuliah di dua tempat yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Faculty of Business and Economics University of Melbourne. Perempuan yang lahir pada 2001 itu memulai perkuliahan pada tahun 2019 di Prodi Manajemen. Setelah kuliah di dua tempat, Icha lulus dengan gelar S.E dan B.Com.
Selain itu Annisa tidak sendiri, ada banyak generasi muda yang terdaftar sebagai wakil rakyat. Ini adalah modal besar parlemen agar semakin kuat dan solid menentukan kebijakan yang produktif bagi bangsa dan negara. Terlebih proporsi tingkat pendidikan dan latar belakang ekonomi para wakil rakyat yang didominasi oleh para artis dan pengusaha cukup besar, maka harusnya mereka termasuk kaum yang sudah cukup dengan dirinya, bukan pemburu harta dan bukan mencari lapangan kerja sebagai wakil rakyat namun bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat dan memperjuangkan nasib mereka sampai titik keringat terakhir pada 5 tahun mendatang. Selamat bekerja dan mengabdi Annisa beserta seluruh wakil rakyat dan senator dari seluruh Indonesia.