BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Audensi yang mengikuti bedah buku Pendidikan Islam Sejarah, Konsep dan Strategi Pembelajaran karya Dr Wahyudi Rifani, S.Pd.I.,M.Pd.I yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup antusias.
Itu terlihat banyak pertanyaan-pertanyaan disampaikan guru-guru yang mengikuti acara itu, terkait tentang isi buku maupun pendidikan Islam dalam bedah buku yang berlangsung di aula Dispersip Kalsel, Selasa (5/11/2024).
“Antusias guru mengikuti bedah buku ini cukup tinggi. Saya mengikuti sejak awal melihat banyak pertanyaan diajukan, termasuk di luar konteks buku diantara bagaimana mendidik anak, tentang sejarah islam dan lain-lain,” ujar Kepala Dispersip Kalsel Nurliani Dardie yang diwakili Pelaksana Tugas Sekretaris Adethia Hailina, Selasa.
Begitu juga jumlah guru yang mengikuti bedah buku ini sekitar 150 orang dari Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
“Melihat begitu besarnya antusias peserta, di tahun depan juga kita adakan kegiatan dengan konsen pendidikan,” ujar Adethia.
Perlu digaris bawahi, lanjut dia, apa pun kegiatan di dinas perpustakaan, tujuan utamanya meningkatkan listerasi.
“Ttetapi ada kegiatan-kegiatan yang langsung kepada masyarakat dan perlu perpanjangqn tangan, salah satunya hari ini,” ujarnya.
Adethia mengungkapkan, kenapa diplilih penulis Wahyudi dan genrenya tentang pendidikan, harapannya dengan mengundang para guru se Kalsel dan pendidik agama Islam bisa meningkatkan listerasi anak didiknya dibidang pendidikan agama Islam dan terutama sejarah Islam.
Sementara itu, penulis buku
Pendidikan Islam Sejarah, Konsep dan Strategi Pembelajaran karya Dr Wahyudi Rifani, S.Pd.I.,M.Pd.I mengatakan salah satu keinginan terbesar seorang penulis adalah ketika bukunya disebarkan secara meluas dan dibaca sebanyak mungkin.
Wahyudi juga menjelaskan
kenapa dirinya memilih menulis buku tetang Pendidikan Islam, karena dirinya memahami dan menyadari betul di Kalimantan Selatan ini mayoritas penduduk muslim sangat besar.
“Juga dikenal tingkat regeliuslitasnya cukup tinggi dan tingkat kesadaran masyarakat kita, tapi terkait pendidikan Islam masih belum begitu tinggi. Karena ini bagian dampak dari pengaruh semakin banyaknya model-model dan pola-pola pendidikan global dari luar yang mewarnai ke lembaga pendidikan kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Wahyudi, dengan bedah buku ini menyegarkan dan menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat di Kalsel tentang pentingnya untuk menggali dan memahami latar belakang sejarah dan bagaimana pendidikan Islam itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Wahyudi juga mengungkapkan, bukunya ini
isinya diantaranya mengupas dan menyajikan pragmen sejarah berkaitan dengan bagaimana asal usul lembaga pendidikan Islam itu tumbuh dan muncul, materi pendidikan apa yang diajarkan pada masa itu hingga sekarang.
“Di buku ini juga memaparkan terkait dengan metode atau strategi pembelajaran bagaimana pendidikan Islam itu bisa diimplementasikan di lembaga pendidikan,” tegasnya.
Wahyudi menambahkan, ini merupakan buku yang kelima. Pertama dirinya merilis buku sejak 2014 berkaitan teknik
Ajar Baca Tulis Alquran, buku pendidikan karakter, Evaluasi Pendidikan dan Bunga Rampai Pikiran Islam. (Adv/ful/KPO-3)