Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Space Iklan

Space Iklan
Opini

BEKAL LEADERSHIP

×

BEKAL LEADERSHIP

Sebarkan artikel ini
Ahmad Barjie B
AHMAD BARJIE B
Space Iklan

Oleh : AHMAD BARJIE B

Gebyar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahun seringkali terjebak dalam rutinitas seremonial saja. Yang menonjol justru acaranya, pembacaan syair-syair maulid dan tentu juga makanannya. Sementara aspek esensial, yakni penggalian dan aplikasi sunnah Rasul banyak terabaikan.

GBK

Umat Islam seperti kesulitan menangkap makna hakiki di balik seremoni maulidan. Akibatnya, meski sudah ratusan tahun diperingati, kualitas pemahaman dan pengamalan sunnah Nabi, seperti masih jalan di tempat. Belum mengalami peningkatan dan kebangkitan berarti seperti dikehendaki oleh Salahuddin Al-Ayyubi, pencetus peringatan maulid. Terutama semangat jihad membela Islam dan umat Islam yang tertindas, seperti di Palestina belum muncul.

Kesulitan ini, agaknya tidak hanya dialami kalangan awam, tetapi juga kalangan elit dan berpendidikan, bahkan para pemimpin, baik formal maupun nonformal. Peri kehidupan Nabi yang amat sarat dengan muatan ajaran kepemimpinan (leadership) belum banyak diteladani. Ini bermuara pada banyak terjadinya mismanajemen dalam negara dan masyarakat dengan segala akibatny yang sangat merugikan negara dan rakyat.

Mengingat Nabi SAW merupakan teladan paling baik (QS. Al-Ahzab: 21), sudah semestinya kita berupaya menjadikan sunnah beliau sebagai acuan sikap hidup, baik yang tertuang dalam af’al (perbuatan), aqwal (perkataan) maupun taqrir (sikap) hidup beliau, sebelum dan sesudah menjadi Rasul.

Baca Juga :  TITANIC DAN KESEMBONGAN
Iklan
Iklan