PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com.
Lembaga Sensor Film melaksanakan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Kalteng, dengan tema “Memajukan Budaya Sesuai Usia”.
Menurut Sri Rusmilawaty, tontonan dipengaruhi keberagaman konten film dalam dan luar negeri.
“Tontonan dipengaruhi juga kurangnya kontrol dalam pemilihan film di flatform digital,” katanya.
Untuk itu pentingnya kesadaran masyarakat untuk memilih filmnyg sesuai dengan norma dan nilai lokal.
Selain itu dunia film, ada dunia digital dengan aneka konten yang sangat rentan ditonton anak anak dan remaja yang sangat mungkin tidak sesuai usianya.
“Peran masyarakat ikut melakukan sensor, mulai orang tua, pendidik, komunitas film lokal,” ungkapnya.
Juga dikolaborasi dengan pemerintah dan lembaga sensor, peran pers, serta lembaga lainnya, baik pemerintah dan LSM.
Langkah yang bisa dilakukan melalui Literasi Media di Kalteng, diskusi film lokal dan lainnya, agar tercipta tontonan yang aman dan mendidik.
Anggota LSF Erlan Basri menegaskan, bila ditemukan film yang tidak sesuai dengan budaya dan norma bangsa pihaknya tegas melakukan sensor.
Film ibarat dua mata pedang yang sangat tajam, ia mampu menjadi motivasi dan pendidik yang baik, tetapi disisi lain perusak moral dan masa depan generasi bangsa. (drt/KPO-4).