BANJARMASIN, kalimantanpost.com – Penyebaran informasi hoaks baik melalui tulisan maupun video kerap kali beredar di tengah masyarakat yang mana merusak tatanan sosial di masyarakat.
Untuk itu, penanaman melalui penguatan pendidikan karakter sangat diperlukan untuk menangkal serta menjadikan fondasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang menyesatkan.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Rektor I Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), Dr jarkawi.
“Pendidikan karakter berbasis budaya Indonesia dan nilai-nilai religius dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun masyarakat yang bijak dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan selain itu dengan pendidikan karakter dapat menanamkan kepedulian sosial dan empati pada sesama. Hal ini akan menciptakan kecerdasan sosial yang mampu mencegah masyarakat mudah terprovokasi,” katanya.
Dalam informasi yang beredar masyarakat harus cerdas terutama yang beredar di media sosial, lebih menelusuri sumber kebenaran.
“Jika kita memiliki karakter yang kuat, tidak mudah terpengaruh hoaks, maka kerukunan sosial bisa terjaga,” ujarnya.
Menurutnya, pencegahan dalam menangkal hal tersebut dengan Bimbingan Konseling (BK) sejak dini yang ada di sekolah – sekolah. Namun terkadang keberadaan Guru BK di tingkat pendidikan dasar sering kali masih terabaikan.
“Saya berharap Presiden Prabowo memberi perhatian lebih terhadap Guru BK di SD. Mereka berperan penting dalam membentuk karakter siswa sejak dini,” tambahnya.
Dan pada peringatan Hari Korpri 29 November, Jarkawi menekankan pentingnya penerapan nilai ASN BERAKHLAK untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu kesejahteraan ASN, termasuk dosen, guru, dan tenaga medis, harus menjadi prioritas pemerintah.
“Tunjangan kinerja dosen, kesejahteraan guru, dan tenaga medis harus menjadi perhatian utama. Pendidikan dan kesehatan yang berkualitas adalah pilar utama kemajuan bangsa,” pungkasnya. (fin/KPO-1)