PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Sempat berada di posisi kedua inflasi tertinggi nasional pada September 2024 lalu yang menjadi pukulan berat bagi masyarakat Kalteng. Namun kini, berada di peringkat tiga terendah nasional.
Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran, dalam siaram pers Kadis Kominfosantik Kalteng Agus Siswadi, Sabtu (24/11/2024) memaparkan, telah menginisiasi beragam program pengendalian inflasi, mulai dari bantuan langsung tunai (BLT), gerakan tanam lombok, gerakan pemanfaatan pekarangan, hingga pasar dan atau pasar penyeimbang.
Program pasar murah atau pasar penyeimbang, merupakan program yang menyentuh langsung kepada kebutuhan masyarakat yang terdampak inflasi, sejalan dengan itu daya beli masyarakatpun berangsur membaik.
“Alhasil program ini berdampak signifikan, sehingga pada Oktober 2024, Kalteng mampu menduduki posisi tiga inflasi terendah secara nasional,” ujar Agus Siswadi.
Ditegaskan, pelaksanaan Pasar murah atau pasar penyeimbang murni pengendalian inflasi, pemerintah dibenarkan melakukan intevensi subsidi harga bahan pokok hingga 95 persen.
Dengan demikian, masyarakat dapat memperolah bahan pokok dengan nilai tebus yang murah dan terjangkau, yang semula daya beli masyarakat sempat anjlok. Skema tersebut tentulah berbeda dengan skema penyaluran bansos.
Disebutkan, bantuan sosial (bansos) adalah berbagai bentuk dukungan yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga lainnya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Bentuk bansos bisa berupa uang tunai, barang, atau layanan. Tujuan utama dari bansos adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, atau memberikan bantuan dalam situasi darurat. (drt/KPO-4)