Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Opini

Gonta-ganti Kurikulum Karakter Generasi Semakin Baik?

×

Gonta-ganti Kurikulum Karakter Generasi Semakin Baik?

Sebarkan artikel ini
Iklan

Oleh : Hikmah, S.Pd
Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Generasi

Try and error, untuk generasi kok coba-coba, mungkin pernyataan tersebut tepat dengan fakta yang terjadi pada dunia Pendidikan di negeri ini. Setiap berganti Menteri berganti pula nama kurikulumnya, sudah lebih sepuluh kali berganti nama kurikulum. Apakah memang benar-benar berganti secara mendasar, apakah tujuannya benar-benar untuk perbaikan generasi, atau hanya sekedar proyek yang sarat mencari keuntungan materi yang sebenarnya sama saja dasarnya. Hanya berganti nama tetapi prinsipnya sama saja bermuara pada sumber yang sama?

Baca Koran

Wacana penerapan kurikulum baru yang disebut kurikulum Deef learning Ful-Ful yang merupakan penggabungan tiga elemen. Di antaranya terdiri dari Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Deep learning bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. https://muslimahnews.net/2024/12/13/33678/

Deep Learning, salah satu cabang dari pembelajaran mesin (machine learning), telah menjadi teknologi revolusioner yang membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dalam konteks pembelajaran, kurikulum Deep Learning mengacu pada pendekatan pembelajaran berbasis teknologi dan sistem yang memanfaatkan jaringan saraf tiruan (neural networks) untuk menganalisis data dan mengambil Keputusan. https://disdik.hsu.go.id/2024/11/18/kurikulum-deep-learning-dalam-pembelajaran/

Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, memang sangat perlu diikuti oleh generasi melalui salah satunya proses pembelajaran, akan tetapi ketidakmerataan sarana dan prasarana yang ada pasti akan menjadi kendala besar, itu yang belum mampu dipenuhi pada dunia pendidikan di negeri ini, artinya masalah pendidikan di negeri tidak hanya pada kurikulum.

Dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yang masih berjalan saat ini yaitu kurikulum merdeka yang memusatkan pembelajaran pada siswa dengan tidak membeda-bedakan siswa. Terlihat itu sangat bagus karena siswa menjadi prioritas untuk dikembangkan kemampuannya tanpa memaksakan. Tetapi pada dasarnya sama saja, sama-sama meminimalisir peran agama, agama hanya dianggap sebagai urusan privasi sehingga diserahkan ke individu masing-masing. Semua agama dianggap sama, sama-sama mengajarkan kebaikan (pluralisme), agama tidak boleh ikut campur dalam urusan pengaturan kehidupan (sekulerisme).

Baca Juga :  Alquran sebagai Bacaan dan Pedoman Hidup

Potret buram dunia pendidikan seperti sulitnya akses, kurangnya sarana prasarana, sulitnya biaya untuk lanjut ke perguruan tinggi dan lain-lain serta krisis karakter para pelajar di negeri ini tak kunjung tuntas. Tawuran, bulliying, pergaulan bebas masih menghiasi dunia remaja yang notabene masih usia sekolah bahkan semakin bervariasi jenis penyimpangan yang mereka lakukan.

Sesungguhnya yang peran dalam memperbaiki generasi bukanlah tugas bidang pendidikan saja. sarana prasarana, gaji para pendidik, dan lain-lain perlu pembiayaan, kebutuhan pokok mereka yang menunjang kesehatan agar dapat belajar dengan optimal apakah sudah terpenuhi, itu artinya terkait pengaturan bidang ekonomi dan bidang kesehatan. Para pelajar juga bersosialisasi dimasyarakat, itu perlu pengaturan bidang sosial yang harus selaras dengan tuuan pendidikan. Semuanya memerlukan pengaturan oleh negara dan itu semua terkait dengan sistem pemerintahan yang diterapkan.

Harus berapa banyak lagi permasalahan menimpa negeri ini agar semua pihak sadar bahwa semuanya tidak pernah selesai tuntas adalah akibat dari solusi yang digunakan bersumber dari aturan yang dibuat oleh manusia yaitu Kapitalisme sekuler termasuk sistem demokrasi yang menjadi turunannya. Setelah menyadari akar maslahnya tersebut kemudian harus mencari solusi yang mampu menuntaskannya.

Fakta sejarah yang tak terbantahkan telah membuktikan ketika sistem Islam diterapkan dalan kancah kehidupan, permasalahan manusia apapun jenisnya selalu tuntas. Dunia pendidikannya mampu mencetak manusia-manusia unggul dalam akhlak maupun sains teknologi dimasanya sehingga peradabannya menjadi mercusuar dunia selama berabad-abad, kurang lebih 13 abad lamanya.

Islam bukan hanya sekedar agama yang mengatur hubungan dengan tuhan, Islam juga memiliki sistem yang sempurna yang mengatur seluruh bidang kehidupan. Yang meliputi aturan peribadahan, makanan, pakaian, akhlak, muamalah, dan sanksi. Dalam muamalah termaktub di dalamnya sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem sosial, pemerintahan, urusan dalam negeri maupun luar negeri semuanya diatur untuk kemaslahatan seluruh umat manusia bukan hanya untuk kaum muslimin.

Baca Juga :  Pengembangan Sosial dan Emosional Siswa Melalui Bimbingan Konseling: Pentingnya Dukungan dalam Pendidikan

Lebih dari itu menerapkan sistem Islam adalah konsekuensi atau bukti beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketika orang-orang beriman mentaati seluruh perintah Allah, pasti Allah akan menurunkan rahmat-Nya dari langit dan bumi. Kemakmuran dan kesejahteraan pasti dirasakan oleh semuanya.

Dapatkah sistem Islam diterapkan kembali, jawabnya pasti dapat kembali, karena itu adalah janji Allah melalui kabar gembira dari Rasulullah. Masa seperti yang pernah terjadi pada masa Khulafaurrasyidin akan kembali lagi. Tetapi kaum muslimin diperintahkan untuk memperjuangkannya dengan mencontoh perjuangan Rasulullah dan para sahabat.

Oleh karena itu kaum muslimin harus memperjuangkan tegaknya kembali sistem Islam secara bersama-sama. Jangan tergelincir pada cara-cara di luar yang telah diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pertolongan-Nya. Tanpa menunggu nanti ayo bersegera. Wallahu a’lam.

Iklan
Iklan