BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika IIA Karang Intan menggelar temu media di aula lapas. Dalam kegiatan tersebut, Kepala Lapas Karang Intan, Eddi Mulyono, memaparkan program rehabilitasi dan pembinaan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Eddi menyatakan program rehabilitasi sosial bagi pecandu dan penyalahguna narkoba merupakan arahan dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas). “Target kami pada tahun 2025 adalah memastikan 250 WBP dapat mengikuti program rehabilitasi,” ujarnya.
Sebelum menjalani rehabilitasi, para warga binaan akan melewati proses screening dan asesmen. “Setelah direhabilitasi, mereka akan dipisahkan dari blok yang dihuni oleh WBP lain yang belum menjalani rehabilitasi,” tambah Eddi.
Selain program rehabilitasi, Lapas Karang Intan juga aktif menggelar pelatihan kemandirian untuk membekali warga binaan dengan keterampilan praktis. Pelatihan tersebut meliputi beternak ikan, berkebun, produksi meubel, konveksi, hingga sablon kaos.
Dalam temu media, Eddi menyerahkan kaos dan kain sasirangan hasil karya WBP yang telah menjalani rehabilitasi pada 2023 dan 2024. Penyerahan ini sekaligus menjadi bagian dari refleksi atas program pembinaan yang dilakukan oleh lapas tersebut.
Menurut data, sejak 2020 Lapas Karang Intan telah menggelar program rehabilitasi tahunan bagi 120 WBP. Pada 2024, jumlah tersebut meningkat menjadi 140 WBP yang juga dibekali keterampilan di bidang pertanian, perikanan, kuliner, pertukangan, las fabrikasi, konveksi, dan sablon.
Eddi menjelaskan, WBP yang mengikuti pelatihan kemandirian telah siap memasuki dunia kerja. “Khususnya untuk bidang konveksi dan sablon, mereka bahkan sudah menerima pesanan dari masyarakat dan instansi, termasuk sablon kaos untuk relawan jemaah haul ke-20 Abah Guru Sekumpul,” katanya.
Ia juga memastikan produk konveksi yang dihasilkan oleh WBP memiliki kualitas yang baik dengan tarif terjangkau. “Kami siap menjahit dan menyablon kaos untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk kegiatan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Eddi mengungkapkan bahwa WBP yang dilatih dalam bidang pertukangan dan las besi juga mampu menghasilkan produk berkualitas. Ia berharap masyarakat mendukung para WBP dengan memanfaatkan jasa dan produk mereka.
Menurut Eddi, dukungan masyarakat sangat penting untuk membantu WBP meningkatkan keterampilan dan kemandirian. “Dengan bekal keterampilan ini, kami berharap mereka tidak lagi terjerat dalam peredaran narkoba setelah bebas nanti,” ujarnya.
Melalui program-program tersebut, Lapas Karang Intan ingin memastikan bahwa rehabilitasi bukan hanya soal pemulihan, tetapi juga membekali WBP dengan kemampuan untuk membangun masa depan yang lebih baik.
“Ini menjadi tanggung jawab kami untuk mempersiapkan mereka agar bisa kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih produktif dan mandiri,” tutup Eddi.(dev/KPO-3)