oleh: AHMAD BARJIE B
NABI Besar Muhammad SAW adalah nabi akhir zaman, pembawa rahmat bagi semesta alam, teladan terbaik bagi umat manusia, pembawa ajaran keselamatan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan RasulNya, dan kedatangan hari Kiamat, dan mereka mengingat Allah”. (QS. Al Ahzab: 21).
Di antara sifat Nabi Muhammad SAW yang perlu diteladani adalah beliau mampu menahan marah dan memaafkan kesalahan orang lain. Dua sifat ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Lebih-lebih dalam pergaulan adakalanya tersinggung, marah dan sakit hati. Problema kehidupan tidak habis-habisnya, dalam rumah tangga, di masyarakat, di kantor dan sebagainya, sering emosi tidak stabil. Dalam keadaan demikian, apabila tidak bisa mengendalikan diri, maka mudah sekali melakukan kesalahan, tindak pidana dan sebagainya, yang pada akhirnya menimbulkan penyesalan. Kebanyakan perkelahian, penganiayaan bahkan pembunuhan disebabkan karena ketidakmampuan mengendalikan emosi dan ketidakmauan memaafkan kesalahan orang lain.
Ada beberapa keuntungan apabila mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Pertama, terhindar dari melakukan kesalahan atau tindakpidana. Kedua, memiliki banyak teman dan sahabat, sebab umumnya manusia senang berteman dengan orang yang peramah dan pemaaf. Bila sudah demikian ada kemungkinan juga memperoleh rezeki, sebab biasanya rezeki datang dari sesama manusia. Ketiga, mudah tidur, sebab tidak terganggu oleh pikiran dan hati yang mengganjal. Keempat, terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh rasa marah, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, maag atau asam lambung dan sebagainya. Kelima, memperoleh pahala yang besar, karena sifat ini dihargai oleh Allah sebagai sifatnya orang yang bertakwa, dan dijanjikan surga di akhirat nanti. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya di waktu lapang dan sempit, dan orang-orang yang mampu menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Ali Imran : 133-134).
Meskipun sifat marah adalah manusiawi, namun agama Islam memberi toleransi maksimal hanya tiga hari, sesudah itu harus saling mengucapkan salam, memaafkan dan bertegur sapa kembali. Dalam sebuah hadits diterangkan: Dari Abu Ayyub al-Anshari ra, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki tidak boleh bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Kalau mereka bertemu saling memalingkan muka. Yang terbaik dari mereka itu adalah orang yang lebih dahulu mengucapkan salam dan meminta maaf”. (HR Bukhari). Semoga sifat-sifat mulia Rasulullah dapat kita teladani.
SEKUMPUL
Ahmad Barjie B