Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Opini

MENGGALI KEMAMPUAN DIRI

×

MENGGALI KEMAMPUAN DIRI

Sebarkan artikel ini

oleh: ANDI NURDIN LAMUDIN

“BARANG siapa yang selalu ingat serta takut kepada Allah, niscaya dia hidup kuat dan hebat, serta dia hidup berjalan di dalam negerinya dengan aman sentosa”. Kalimat yang patut untuk dijadikan landasan bagi seorang muslim, yang yakin jika berpegang kepada nilai-nilai Islam yang baik dan benar, pasti akan berjalan dijalan yang lurus. Untuk berjalan di jalan yang lurus memang memerlukan keseriusan dan disiplin, seperti tidak ubahnya seperti militer. Namun hal ini dalam keyakinan Islam, serta untuk kemajuan Islam bagi diri sendiri dan ummat Islam lainnya. Itulah pejuang dalam agama Islam atau Mujahidin. Selalu sehat dan kuat, karena sikap ksatria, memegang prinsip keadilan dan nilai kejujuran. Pasti akan menemukan jalan kesuksesannya sendiri.

Baca Koran

Di dalam buku lama, karangan Napoleon Hill yang berjudul “Berpikir maju Sumber dari Setiap Sukses”, yang judul aslinya “Think and Grow Rich”. Dimana diulas jika sesungguhnya pikiran kita adalah sumber segala benda. Pikiran itu tidak ubahnya seperti tenaga terbesar untuk menghasilkan sesuatu apabila disertai sasaran yang tepat. Dimana ketabahan, serta hasrat yang menyala-nyala untuk memperoleh kekayaan. Jika seseorang yang bernama Edwin C Barnes menyadari suatu kenyataan, bahwa orang yang menggunakan pikirannya itu pasti bisa menjadi kaya. Di dalam contoh cerita itu Kesadaran akan hal itu ditemukan Barnes tidaklah sekaligus, melainkan tahap demi tahap, atau proses demi proses, demi mencapai suatu keputusan final, yang merupakan rangkaian sebuah keyakinan. Dimana dimulai oleh sebuah keinginan semata, untuk bekerja sama dalam suatu usaha dagang bersama dengan penemu yang hebat itu, yaitu dikenal dengan nama Thomas Alva Edison.

Maka cirinya adalah keinginan dalam diri Barnes bahwa hasratnya bercorak tegas. Yaitu ingin bekerja sana dengan yang namnya Thomas Alva Edison. Ketika itu pada awalnya adalah sebuah kesulitan. Karena menurutnya ada dua hal yang pertama, tidak kenal dengan siapa Thomas Alva Edison itu, serta yang kedua adalah tidak adanya uang untuk sebuah perjalananke Orange, New Jersey tempat di mana akan bertemu dengan Edison. Namun usaha tetap dijalankan, hanya dengan semangat untuk mengubah nasib untuk bisa menjadi orang kaya. Singkat cerita jika Barnes menemui Edison dilaboratoriumnya, serta menyatakan diri ingin bekerja sama dengan sang penemu itu. Ceritanya dari Edison, “Ia berdiri dihadapan saya bagaikan seorang miskin. Namun ada sesuatu hal yang memantul dari wajahnya, yang memancarkan kesan bahwa ia memang berhasrat sunguh-sungguh. Saya telah belajar pengalaman dari banyak orang, bahwa jika seseorang itu mempunyai hasrat yang bersungguh-sungguh dan mencurahkan pikirannya sepenuhnya pada tujuan itu sebagai merupakan andalan masa depan, maka orang itu pasti akan berhasil. Oleh karena akan hal itu maka saya memberikannya kesempatan untuk itu, karena saya dapat melihat bahwa ia telah bertekad bulat untuk mencapai sasaran itu sampai berhasil. Ternyata kemudian dugaanku itu tidak meleset”.

Baca Juga :  Hutang Puasa Ramadhan

Menurut Edison jalan pikiran pada Barnes itulah yang menarik hatinya. Serta Barnes tidak langsung memperoleh kesempatan langsung yang menjanjikan, disuruh terlebih dahulu di kantor Edison dengan upah yang sangat rendah sekali. Berbulan-bulan hal itu terjadi,namun penerimaan dalam arti yang sesungguhnya belum juga terjadi. Namun ia tekad bertekad untuk bekerja sama itu, selama sisa hidupnya sekalipun. Karena tekad itu memang sungguh-sungguh. Ketika penjualan “Edison Dictating Machine”, dimana para tidak bergairah, namun Barnes yang siap, sampai ke seluruh dunia.

Iklan
Iklan