Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
HEADLINETanah Laut

Mentan Tinjau Program Cetak Sawah Rakyat di Bati-bati Tanah Laut

×

Mentan Tinjau Program Cetak Sawah Rakyat di Bati-bati Tanah Laut

Sebarkan artikel ini
IMG 20241231 WA0045 e1735646187828
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Desa Bati-Bati, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Selasa (31/12/2024). (Kalimantanpost.com/Rizki)

PELAIHARI, Kalimantanpost.com – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Desa Bati-Bati, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Selasa (31/12/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau pelaksanaan program strategis Cetak Sawah Rakyat (CSR), yang digagas untuk mengatasi alih fungsi lahan sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Baca Koran

Dalam kegiatan tersebut, Mentan didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kalsel, unsur Forkopimda Kalsel, Pj Bupati Tala yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Forkopimda Tala, serta sejumlah pimpinan instansi terkait lainnya.

IMG 20241231 WA0046

Mentan Andi Amran Sulaiman menyampaikan harapannya agar program CSR di Kalsel mampu memberikan dampak signifikan bagi kemandirian pangan.

“Kita menargetkan cetak sawah ini dapat menghasilkan setidaknya dua hingga tiga kali panen dalam satu tahun. Potensi alam yang subur dan air yang melimpah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan,” ujarnya.

Ia menjelaskan program CSR merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan-lahan potensial di berbagai daerah.

Di Kalsel program ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong produktivitas pertanian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani setempat.

“Dengan cetak sawah seluas 75 ribu hektare, optimasi lahan (oplah) 80 ribu hektare, eksisting 300 ribu hektare, dan oplah terdahulu 41 ribu hektare, produksi dua kali setahun dari lahan ini diharapkan mencapai 5 juta ton gabah. Ini bisa menyelesaikan kebutuhan impor beras Indonesia yang saat ini berada di angka 3 juta ton,” jelasnya. (rzk/KPO-3)

Baca Juga :  Barito Putera Dirumorkan Incar Tiga Pelatih Ini, Morelatto dan Rizki Pora Tetap Bertahan
Iklan
Iklan