BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Percik demi percikan air menghiasi panorama dini hari di sepanjang Jalan Brigjen H Hasan Basri atau yang karib disebut kawasan Kayutangi, sesekali tawa riang para pemuda pemudi menggema di langit sarang mahasiswa tersebut.
Mulai dari ban bekas, perahu karet, hingga gabus bekas berukuran besar dimanfaatkan para pemuda dan pemudi asal Banjarmasin ini untuk berselancar ditarik motor bermesin layaknya mirip wahana banana boats yang sering dijumpai di pesisir pantai.
Jalan raya yang seketika berubah menjadi wahana permainan air ini akibat dari fenomena alam Banjir Rob yang menimpa Kota Banjarmasin dalam sepekan belakangan, namun sisi lain dibalik musibah tersebut mampu menjadi nostalgia hakikat warga Banjar yang merupakan manusia sungai.
Potret foto dalam narasi ini diabadikan oleh awak media Kalimantan Post sekira pukul 3 pagi waktu setempat, jalan yang biasanya sepi, kini berubah menjadi ramai dikerumuni warga untuk sesekali menonton ramainya para manusia sungai bermain air.
Sebut saja Memet, warga Kayutangi ini mengaku keluar rumah berjalan kaki, hanya karena ingin menyaksikan ramainya para pemuda pemudi Banjarmasin menikmati aliran air diatas jalan raya yang merupakan lanskap dari Banjir Rob tersebut.
Memet pun turut berbahagia tertawa lepas menyaksikan candaan dan gurauan para pemuda pemudi Banjarmasin yang sedang bermain wahana air di Jalan Raya Brigjen H Hasan Basri itu.
Sesekali ia melambaikan tangannya, sebagai tanda, ia juga menikmati indahnya pemandangan tengah malam di salah satu sudut kota Banjarmasin itu, bukan tanpa alasan Memet yang masih perjaka mengaku sangat terhibur dengan ide kreatif para anak-anak Banjarmasin.
“Saya rasa ini bukan kenakalan, mereka rumahnya terendam, dan kemudian keluar rumah untuk menikmati alam, melupakan musibah yang menimpa dan membangun energi positif sembari bersilaturahmi,” kata Memet.
Warga lainnya, Madan mengaku merasa tertarik ikut bermain air di Jalan Raya tersebut, Namun sayangnya pada kesempatan itu, Madan merasa kurang enak badan dan mengurungkan niatnya untuk ikut bercebur.
Meski tidak menceburkan diri, Madan tetap ikut menyisiri tepi jalan raya yang seolah-olah berada pesisir pantai menikmati dinginnya angin malam yang semakin larut semakin berhembus kencang kala itu.
Madan dan Memet merupakan dua warga yang berbeda Kelurahan, namun keduanya menjadi akrab saat sama-sama bertemu dengan tujuan yang sama yakni menikmati pemandangan anak anak Banjarmasin yang bermain air di atas banjir rob. (Sfr/KPO-1)