BARABAI, Kalimantanpost.com – Sempat hilang sepekan, warga akhirnya menemukan seorang petani karet asal Desa Atiran Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel), Ino (40) dalam kondisi lemah di tengah hutan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten HST Akhmad Apandi menuturkan warga pertama kali menemukan Ino pada Sabtu (25/1) sekitar pukul 20.00 Wita.
“Karena belum bisa melakukan penyelamatan, warga meminta bantuan tim BPBD HST untuk proses evakuasi,” kata Apandi di Barabai, Minggu (26/1/2025).
Pada Minggu (19/1), Ino dikabarkan hilang saat pergi ke kebun karet bersama sang ayah, Yadi dan ibunya, Wirih.
Saat di kebun, kedua orang tua korban hendak menjenguk keluarga yang sakit tidak jauh dari lokasi, sedangkan Ino tidak ikut dan lebih memilih menanam biji karet.
“Saat kembali ke kebun tersebut, Ino sudah tidak ada di lokasi dan saat dicari di pondok sekitar juga tidak ditemukan. Sedangkan yang ditemukan hanya bakul, butah beserta alat tugal untuk menanam biji karet, sementara parang yang dibawa Ino tidak ada,” tutur Apandi.
Kemudian, orang tua korban melaporkan kehilangan Ino kepada Aparat Desa Atiran, hingga pemerintah desa setempat bersama warga melakukan upaya pencarian pada Senin (20/1).
Karena Ino tidak kunjung ditemukan, kemudian BPBD, TNI-Polri, relawan dan Tim SAR gabungan turun membantu pencarian Ino, namun warga menemukan Ino setelah enam hari pencarian.
“Ino ditemukan Kepala Desa Atiran dan warga di Desa Muara Hungi Kecamatan Batang Alai Timur HST dalam keadaan selamat, namun kondisinya lemah di bawah pohon karet dengan jarak sekitar 5 kilometer dari titik awal hilang,” lanjutnya.
Selanjutnya, warga mengevakuasi sementara Ino ke rumah salah satu warga Desa Muara Hungi. Lalu, petugas gabungan membawa korban dengan cara ditandu bergantian pada Minggu (26/1) pukul 05.00 Wita.
Korban ditandu sejauh 3 kilometer menuju mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit guna dilakukan penanganan lebih lanjut.
Apandi mengungkapkan Ino telah mendapatkan perawatan medis di RSUD H. Damanhuri Barabai.
“Berdasarkan informasi, pada usia sekitar tahun, korban pernah mengidap penyakit kejang-kejang dan memiliki keterbelakangan mental,” ungkap Apandi. (Ant/KPO-3)