Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan
Kalsel

Konservasi Bunga Bangkai di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai

×

Konservasi Bunga Bangkai di Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai

Sebarkan artikel ini
IMG 20250119 WA0010
Ramadhan Jayusman, pengelola taman biodiversitas. (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Pegiat konservasi keragaman hayati Indonesia, Ferry F Hoesain yang juga founder Yayasan Hutan Hujan Tropis Indonesia, lestarikan bunga bangkai, keluarga dari talas-talasan (Araceae) atau yang lebih dikenal dengan marga Amorphophallus untuk dijadikan objek penelitian mahasiswa, sekaligus konservasi tumbuhan khas hutan tropis Indonesia yang eksotis dan langka.

“Ada tiga jenis tumbuhan bunga bangkai yang kami budidayakan, yaitu Amorphophallus paeoniifolius alias suweg, Amorphophallus muelleri atau porang dan Amorphopallus borneensis yang satu ini cukup langka dan spesies endemik dari Pulau Borneo “, jelas Ferry sebutan akrab pendiri Taman Biodiversitas Hutan Hujan Tropis – Lembah Bukit Manjai, Minggu (19/1/2025).

Baca Koran

Untuk mengembangkan proyek ini, ia tidak sendiri. Didukung rekannya Dr Amalia Rezeki, seorang Biologist Conservation dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Ramadhan Jayusman S.Si peneliti muda, yang juga staf bidang biologi Badan Pengelola Geopark Meratus.

Ferry menuturkan, sejak tahun 2021 ia bersama timnya membangun Taman Biodiversitas ini, dengan tujuan sebagai wahana riset dan yang lebih penting lagi, adalah untuk konservasi kekayaan plasma nuftah negeri ini, khususnya tumbuhan khas hutan hujan tropis.

“Disamping itu, kedepannya bisa menjadi wahana edukasi, juga destinasi wisata minat khusus,” ujarnya.

Pertumbuhan Amorphopallus dapat dicirikan jelas dengan perbedaan dua musim, yaitu musim hujan untuk pertumbuhan vegetatif dan musim kemarau dengan pertumbuhan dorman. Jadi Amorphopallus hanya tumbuh di saat musim hujan dan pada saat kemarau pertumbuhan vegetatif terhenti.

“Saat ini kami sedang membuat plot taman Amorphopallus di kawasan Taman Biodiversitas – Hutan Hujan Tropis Lembah Bukit Manjai. Apalagi disini juga ditemukan jenis lainnya, selain Amorphopallus muelleri, yang diduga sebagai Amorphophallus paeoniifolius yang tumbuh subur secara alami,”‘ timpal Ramadhan Jayusman.

Baca Juga :  Banjir Jadi 'Makanan' Sehari-hari dan Perlu Tindakan Berdasarkan Keprihatinan Sosial

Sementara itu, menurut Jayusman sebutan akrab pengelola Taman Biodiversitas ini, untuk jenis Amorphophallus borneensis didatangkan dari kawasan pegunungan Meratus, kabupaten Tabalong.

“Sejak awal 2024, kami mendapat sumbangan sebanyak lima umbi Amorphophallus borneensis dan pada bulan Februari dapat lagi, sebanyak dua bibit yang sama, juga berupa umbi,” katanya.

Diharapkan ini dapat dibudidayakan, untuk dilestarikan di Taman Biodiversitas.

“Nama ilmah Amorphophallus borneensis diperkenalkan oleh Heinrich Gustav Adolf Engler pada tahun 1911.
Amorphophallus jenis inilah yang menjadi perhatian utama kami untuk diupayakan pelestariannya. Mengingat tumbuhan eksotik ini endemik Kalimantan dan langka keberadaannya di alam,” kata Jayusman.

Plot tumbuhan Amorphophallus ini, tujuannya untuk melestarikan tumbuhan tersebut, sekaligus sebagai wahana riset dan wisata minat khusus keragaman hayati hutan hujan tropis di kawasan lembah Bukit Manjai.

Yang sebelumnya juga di taman yang luasnya sekitar 4 hektar ini, telah dilengkapi beberapa gazebo tempat istirahat dan fasilitas camping ground dengan view khas hutan hujan tropis Kalimantan yang cukup mempesona. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan