Oleh : Ahmad Syawqi
Pustakawan UIN Antasari Banjarmasin
Dalam kalender Islam ada satu bulan yang sangat istimewa terkait dengan kewajiban ibadah shalat yaitu bulan Rajab. Di bulan Rajab inilah Nabi Muhammad SAW diisra mi’rajkan oleh Allah SWT untuk mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT terkait dengan shalat 5 waktu yang wajib dilaksanankan oleh setiap ummat Islam.
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa yang sangat signifikan dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW yang memiliki banyak makna yang sangat mendalam dalam kepustakaan Islam baik dalam konteks fisik maupun spiritual. Peristiwa ini menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad yang luar biasa, baik dari segi giziyah (fisik) maupun ma’nawiyah (spiritual), dan menjadi salah satu mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada beliau.
Diantara makna Isra Mi’raj yang dijelaskan dalam Kepustakaan Islam adalah Pertama, Isra (Perjalanan Malam dari Makkah ke Baitul Maqdis). Isra yang bermakna perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis (Jerusalem), dengan menggunakan buraq, yaitu kendaraan yang hanya bisa dijalani oleh nabi. Perjalanan Isra ini adalah perjalanan fisik, namun memiliki dimensi spiritual yang dalam. Isra menunjukkan bahwa Allah memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perjalanan ini, yang juga melibatkan tempat-tempat suci bagi umat Islam, seperti Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.
Dalam Al-Qur’an, peristiwa Isra ini disebutkan dalam surah al-Isra’ ayat 1, yang artinya “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang Kami berkahi sekelilingnya, untuk Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Isra mengandung makna simbolik bahwa Allah memberi kekuatan kepada Nabi untuk melewati ujian dan perjalanan yang jauh dan berat, serta memberikan penguatan terhadap misi dakwah yang beliau bawa.
Kedua, Mi’raj (Kenaikan ke Langit). Mi’raj memiliki makna perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa) menuju langit untuk bertemu dengan Allah SWT. Dalam perjalanan Mi’raj, Nabi Muhammad melewati tujuh lapisan langit dan bertemu dengan para nabi, serta mengalami berbagai peristiwa yang penuh hikmah.
Perjalanan Mi’raj ini bukanlah perjalanan fisik, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang sangat dalam. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diberikan banyak wahyu dan ditunjukkan oleh Allah berbagai tanda kebesaran-Nya.
Salah satu peristiwa yang paling terkenal dalam Mi’raj adalah pemberian perintah salat (shalat lima waktu) kepada umat Islam. Sebelumnya, umat Islam hanya melakukan salat secara terbatas, namun setelah Mi’raj, Nabi Muhammad SAW menerima perintah untuk melakukan salat lima waktu sebagai kewajiban bagi umat Islam.
Ketiga, Perjalanan Spiritual dan Penguatan Misi Nabi. Isra Mi’raj juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Perjalanan ini menjadi simbol penting bahwa nabi tidak hanya diutus untuk menyampaikan wahyu, tetapi juga untuk menunjukkan jalan yang benar bagi umat manusia, terutama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Mi’raj mengandung makna bahwa Nabi Muhammad SAW diberikan keistimewaan oleh Allah dengan bisa langsung bertemu dengan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kedekatan khusus dengan Allah, yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi lainnya.
Keempat, Makna Salat dalam Kehidupan Seorang Muslim. Salah satu hal yang paling penting dalam peristiwa Mi’raj adalah pemberian perintah salat. Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan salat lima waktu sebagai salah satu rukun Islam yang utama. Salat adalah sarana untuk menghubungkan umat Islam dengan Allah, sebagai bentuk ibadah dan ketaatan.
Salat juga merupakan peneguhan akidah dalam kehidupan umat Islam, sebagai cara untuk memperbarui hubungan spiritual dengan Allah setiap hari, serta untuk mengingatkan umat Islam agar selalu berada dalam ketaatan dan kesadaran akan kewajiban agama.
Kelima, Penguatan Spiritualitas dan Keimanan. Isra Mi’raj juga mengajarkan umat Islam untuk lebih memperkuat iman dan taqwa. Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW menjadi simbol perjalanan batin umat Islam menuju kedekatan dengan Allah. Setiap bagian dari peristiwa ini mengandung hikmah tentang keteguhan iman, ketulusan dalam ibadah, dan pentingnya memperbaharui hubungan dengan Allah.
Keenam, Sarat dengan Makna Metaforis. Selain makna literal yang berkaitan dengan perjalanan fisik dan spiritual Nabi, peristiwa Isra Mi’raj juga sarat dengan makna simbolis yang dapat dijadikan pelajaran oleh umat Islam. Perjalanan ini mengingatkan umat Islam tentang pentingnya perjalanan batin dalam mendekatkan diri kepada Allah dan menyucikan hati.
Tujuh lapisan langit yang dilalui oleh Nabi Muhammad SAW dalam Mi’raj seringkali ditafsirkan sebagai simbol tingkatan-tingkatan kesucian dan ketaqwaan yang dapat dicapai oleh seorang hamba yang ingin mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Isra Mi’raj memang bukan hanya tentang perjalanan fisik Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mengandung banyak pengajaran tentang kewajiban ibadah, keimanan, dan kedekatan kepada Allah. Di balik peristiwa besar ini, terdapat banyak pelajaran tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya mengutamakan salat sebagai cara untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, serta memahami bahwa setiap perjalanan spiritual yang ditempuh akan mendekatkan diri kepada kebenaran dan keagungan Allah.