Martapura, Kalimantanpost.com – Puskesmas Sungai Pinang menggelar Sosialisasi Integrasi Layanan Primer (ILP) dan Sosialisasi Posyandu Siklus Hidup Tahun 2024. Dihadiri Camat, Kapolsek, perwakilan Danramil, Kepala UPTD Puskesmas setempat, Pambakal, tokoh agama dan masyarakat, Selasa (31/12/2024).
Kepala UPTD Puskesmas Sungai Pinang Mohammad Ariyanto menyampaikan, esensi kegiatan ini agar Camat, Kapolsek, Danramil, para Pambakal, tokoh agama dan masyarakat maupun pihak terkait dapat membantu mensukseskan pelaksanaan ILP dan Posyandu Siklus Hidup agar dapat berjalan lancar.
“Kami ingin meningkatkan ILP dengan kegiatan skrining 14 dalam 1 tahun dan juga memantau perilaku menyimpang,” ujarnya.
Ariyanto juga menginginkan perlunya koordinasi lintas sektor dengan upaya adanya rumah bersama yang menampung data dan tujuan bersama. Terutama sosialisasi di desa terkait perubahan sistem pelayanan di Puskesmas yang sudah berstatus BLUD.
“Pelayanan posyandu harus dilaksanakan secara satu pintu (serentak), mulai pelayanan ibu hamil, bayi/balita, usia produktif, remaja dan lansia. Dengan minimal 5 kader yang dibuatkan SK Posyandu Siklus Hidup oleh desa terkait,” terangnya.
“Juga perlu pokjanal yang dapat memberikan pelatihan kepada kader sebanyak 2 kali setahun dan saling terkait dengan program kerja PKK,” tambahnya.
Jumlah balita stunting, lanjutnya, juga terkait dengan jumlah Ibu KEK di setiap desa dan salah satu kendala juga akibat kurangnya kesadaran ibu hamil mengenai kesehatan pribadinya.
“Meski bayi/balita stunting mendapat bantuan berupa makanan, masih besar masalah biaya yang belum tercover dan ada kasus tertentu. Bayi/balita stunting tanpa penyakit penyerta tidak ditanggung BPJS,” katanya.
Salah satu langkah kecil dilakukan untuk menanggulangi hal ini, tambahnya, perlu adanya komunikasi kepada aparat desa dan konsultasi bersama, agar dapat membantu menekan angka gizi buruk di Kecamatan Sungai Pinang. (Wan/K-3)