BANJARMASIN, Kalimantanpost.com –Direktur Utama FDS-PAC Group Sutjahyo Budiman meminta supaya Bank Pembangunan Daerah mampu menjadi tuan rumah digitalisasi di negerinya sendiri. Karena arsitektur baru dengan solusi yang tepat akan mampu mengaplikasikan layanan perbangkan dengan baik.
Jadi, teknologi informasi (TI) tidak dapat dipungkiri telah masuk ke segala bidang, baik dari segi penjualan, bisnis bahkan perbankan. Terlebih, untuk mencapai keselarasan proses yang terjadi antara teknologi dan bisnis. Dengan semakin berkembangnya teknologi, setiap perusahaan berusaha selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya.
Oleh karena itulah, bidang perbankan, teknologi memegang peranan penting untuk pelayanan yang efektif dan efisien demi meningkatkan kualitas layanan kepada para nasabahnya, kata Direktur Utama FDS-PAC Group Sutjahyo Budiman, saat membuka Forum Group Discussion,dengan thema Banking In The Al Era, di Swiss Belhotel Borneo Banjarmasin, Senin (23/02/2025).
FGD yang diikuti Tujuh Bank Pembangunan Daerah bersama Bank Kalsel dari 23-25 Februari 2025, bertujuan untuk membahas penerapan teknologi artificial inteligence (AI) yang akan diterapkapkan Bank Daerah termasuk diterapkan Bank Kalsel dalam mendukung teknologi informasi dan layanan perbankan di sistem bank milik urang banua ini.
Direktur Utama Bank Kalsel Fachrudin, mengatakan FGD kali ini diselenggarakan kali pertama di Kalsel pasca covid yang membahas dan diskusi dan permasalahan teknologi AI untuk bagaimana caranya mengadopsi ke sistem delapan Bank Pembangunan Daerah (BPD) termasuk Bank Kalsel.
“Jadi kami sangat berharap teknologi AI dapat memberikan pengembangan yang baik bagi Bank Kalsel, dan pastinya ada kebijakan dan arahan serta aturan dari OJK, adapun sistemnya ditangani pihak FDG ini,” kata Fachrudin.
Bahkan FGD yang diikuti perwakilan dari 8 perbankan tersebut dengan thema Banking In The Al Era, diantaranya peserta yang datang dari luar daerah yakni Bank Banten, Jambi, Bali, NTT.
Sedangkan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Budiman, pihaknya selalu mendukung upaya inovasi termasuk framework transformasi digital yang memang masif dalam lima tahun terakhir.
“Namun kita harus bisa mengimbangi karena seiring itu ada resiko yang perlu dipahami dan dimitigasi yaitu cyber security,” katanya.
Peningkatan sistem dengan penggunaan AI di perbankan memang diperlukan, dan OJK setiap saat update ketentuan, selain itu mendorong transformasi digital dan tata kelola manajemen resiko.
“Adanya vendor selaku mitra kerjasama 8 BPD dapat membantu mengembangkan teknologi digital ini. Pastinya AI menjadi inovasi bisnis dan inovasi manajemen resiko. Diingat adalah pengelolaan dan data analysis untuk potensi cyber attack,” katanya.(nau/KPO-1)