BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Suasana diskusi interatif tentang ‘darurat sampah’ di Kota Banjarmasin ‘ yang diprakarsai SKH Kalimantan Post langsung memancing peserta
Apalagi diawal diskusi, pemantik mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, H Hamdi sebagai pemantik pertama secara rinci memaparkan jumlah sampah per hari dari tahun 2008 hingga 2013.
Pendapat diutarakan mantan Kepala Dinas Kebersihan Kota Hesly Junianto, dosen senior Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, H Effendi, advokad muda yang juga Direktur Borneo LAW Fazri, Ketua Forkot Banjarmasin, SY Nisfuady.
Selanjutnya ada pemaparan Kepala TVRI Kalsel I Ketut Sutakariana, Kepala Bidang PPKLH DLH Provinsi Kalsel Emmy Ariani, perwakilan Media Khariadi Asa, PKK Kecamatan Banjarmasin Utara, Erni Wahidah, Direktur Walhi Kalsel Raden Rafiq Sepdian, Ketua Bank Sampah Banjarmasin Fathurrahman yang cukup menarik dan akan ditulis dalam beberapa berita.
Diskusi yang dipandu dipandu panitia pelaksana sekaligus Kepala Divisi Pengembangan Media Kalimantan Post Sukhrowardi dan dibuka Pemimpin Redaksi Kalimantan Post Hj Sunarti.
Sunarti dalam kata pengantar mengatakan mengapa secara rutin menggelar diskusi dan kali kmk mengangkat tema Sampah Menggunung di Kota Banjarmasin, Tantangan atau Peluang sebagai kepedulian terhadap Banua.
“Apalagi dengan ditutupnya TPA Basirih membuat sampah berserakan di jalan-jalan hingga berdampak Kota Banjarmasin menjadi darurat sampah,” ungkapnya.
Melalui diskusi ini diharapkan bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah sampah ini hingga tak berlarut.
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, H Hamdi sebagai pemantik pertama menyampaikan data akurat tentang sampah di
“Saya ingin sedikit memberikan gambaran tentang data-data mengenai sampah yang dihasilkan oleh kota Banjarmasin. Kebetulan saya ada merekam data sampah yang masuk ke TPA dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2023,” ujar Hamdi.
Menurut dia, kalau melihat perkembangannya memang setiap hari itu selalu meningkatkan. “Di tahun 2008 itu sehari sampah di Kota Banjarmasin masih 154 ton per harinya, kemudian tahun 2009 naik jadi 159 ton per harinya dan dengan 2019 itu menjadi 371,3 ton per harinya,” ungkapnya.
Kecuali pada tahun 2020 agak turun menjadi 346,8 ton per harinya karena saat terjadi pamdemi. “Di tahun 2021 kembali naik.jadi 409,97 ton per hari dan kemudian di tahun 2022 terus menaik menjadi 453 ton per hari,” paparnya.
“Jumlah sampah itu sudah dipotong dengan pemulung maupun di kirim ke regional,” paparnya.
Sebenarnya, lanjut Hamdi, bila pengelolaan sampah dilakukan dengan baik tidak terjadi penumpukan sampah yang terus meningkat tiap tahun dan puncaknya terjadi penutupan TPA Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LH) hingga berdampak darurat sampah di Kota Banjarmasin.
“Kita berharap dengan adanya darurat sampah ini semua pihaknya agar bisa mencari jalan keluar agar masalah bisa dituntaskan dan tak berlarut-larut,” ucapnya.
Misalnya membuat program hingga 5 tahun ke depan hingga ada pengurangan sampah, ada pengelolaan sampah tiap rumah tangga dan lain-lain.
Sementara itu, mantan Kepala Dinas Kebersihan Kota Banjarmasin, Hesly Junianto mengatakan pihaknya juga prihatin dengan kondisi sekarang ini.
“Penanganan sampah ini memang harus dibahas dari aspek hulu hingga ke hilir,” ucapnya.
Aspek hulu tentunya masyarakat harus mengurangi konsumsi barang jasa yang tidak perlu untuk hasilkan sampah, kemudianan penggunaan produk ramah lingkungan yang dapat didaur ulang
“Juga pemisahan sampah organik dan non organik non organik,” ujarnya.
Selanjutnya regulasi terkait tentang sampah, sosial budaya masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya serta disiplin dalam membuang sampah. (ful/KPO-3)
Peserta diskusi interatif tentang ‘darurat sampah’ di Kota Banjarmasin ‘ yang diprakarsai SKH Kalimantan Post berfoto bersama. (Kalimantanpost.com/ful)