Kalimantan Post - Aspirasi Nusantara
Baca Koran
Space Iklan
Space Iklan
Iklan Utama
Olahraga

Potret Suram Seleksi Karate Popda Banjarbaru, Citta Dihajar di Lutut Saat Terjatuh dan ‘Dikalahkan’

×

Potret Suram Seleksi Karate Popda Banjarbaru, Citta Dihajar di Lutut Saat Terjatuh dan ‘Dikalahkan’

Sebarkan artikel ini
IMG 20250227 WA0031
Citta Anantara Permadi berusaha memukul lawan ke perut, tapi lawannya mengincar lutut kaki saat pertandingan final seleksi karate putri Popda Banjarbaru. (Kalimantanpost.com/Repro pribadi)

BANJARBARU, Kalimantanpost.com – Potret suram kembali terjadi di seleksi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kota Banjarbaru cabang olahraga karate. Kurangnya jiwa sportifitas atlet dan tak jelinya wasit juri dalam memimpin pertandingan membuat atlet karateka putri Citta Anantara Permadi.

Siswi SMPN 1 Banjarbaru ini mengalami cedera cukup parah di bagian lututnya saat bertanding dalam partai final melawan Khanza M yang berlangsung di Banjarbaru, Rabu (26/2/2025).

Baca Koran

Awalnya, Citta yang masih sekolah SMPN 1 Banjarbaru ini tak gentar menghadapi Khanza yang duduk dibangku SMAN 3 Banjarbaru.

Malah Citta yang tampil agresif sempat unggul cepat dengan poin 7-1 dan berada di atas angin.

Suatu momen, Citta melakukan serangan dan terjatuh. Khanza yang melihat momen itu langsung menginjak kaki Citta dan wasit juri tak melerai.

“Waktu itu Citta terjatuh dan Khanza memanfaatkannya menginjak kaki Citta hingga mengalami cedera lutut. Citta pun diperiksa tim medis, tapi Khanza yang menginjak lutut Citta secara sengaja tidak diberi pelanggaran oleh wasit, pertandingan. Pertandingan malah dilanjutkan,” cerita Nita, orangtua Citta, Rabu (27/2).

Seharusnya, lanjutnya, wasit juri memberikan teguran agar Kanza tak melakukan gerakan mencederai lawan dan bertanding sportif walau pun sudah ketinggalan jauh.

Walau mengalami cedera lutut, Citta pantang menyerah dan terus memberikan perlawanan sengit. Namun, Khanza yang lebih senior malah mengincar kaki Citta yang luka.

“Seharusnya dalam pertandingan karate memukul bagian lain untuk meraih poin, bukan mengincar kaki yang cedera. Ini namanya pelanggaran, wasit juri tidak menegurnya,” ujar Nita yang mengirim foto saat menyerang kaki serta video jalannya pertandingan ke wartawan Kalimantanpost.com.

IMG 20250227 WA0032

Akibatnya, tak hanya lutut kanannya cedera tapi kaki kirinya juga diinjak Khanza hingga cedera. Walau pun begitu Citta tetap terus melanjutkan pertandingan pantang menyerah karena merasa unggul jauh.

Baca Juga :  Timnas Putri Indonesia Ukir Sejarah Juara Ketiga ASEAN U-19 Women's Championship

“Detik-detik terakhir wasit juri dengan mudahnya mengangkat bendera untuk Khanza padahal tak ada yang masuk baik ura nya maupun mawasinya,” ucapnya.

Parahnya lagi, di tiga detik terakhir Ipong buat Khanza padahal ura nya jauh sekali. “Saya ada koq bukti videonya,” ujar Nita.

Wasit juri pun akhirnya memenangkan Khanza dengan skor tipis 8-7.

Dia pun sangat prihatin dengan kondisi ini, sepertinya memaksakan Khanza memenangkan pertandingan dengan berbagai cara.

“Waktu Citta cedera lutut, ada wasit memintanya mundur, tapi Citta nya tak mau. Kalau Citta menyerah jiwa korsanya menentang point 7-1 dan diskualifikasi. Makanya Citta nya berjuang sampai akhir,” paparnya.

Nita menambahkan putrinya dibawa ke rumah sakit untuk di rongent dan akan MRI untuk bukti secara medis.

“Dipertandingan olahraga biasa kalah menang, tapi junjung sportifitas dan bukan menghalalkan segala cara dengan niat mencederai lawan,” tegasnya

Koordinator pertandingan karate Popda Banjarbaru, Bayu yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan dirinya tak mengetahui secara persis kronologis kejadian.

“Saat main saya tak jelas melihat kronologis kejadian hingga Citta mengalami cidera,” ujarnya.

Ditambahkannya, kalau didalam peraturan sekarang pelanggaran pasti diberi hukuman berjenjang tergantung bentuk cidera lawannya.

“Kalau melihat salah satu foto yang dikirim tadi, kelihatannya lawan Citta sengaja menginjak ke kaki. Kalau di persendian diserang pasti diberi hukuman tinggal melihat tidak wasit juri yang memimpin,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu wasit juri pertandingan, Tajuddin yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan pihaknya tidak memenangkan dan mengalahkan atlit.

“Justru saya melihat semalam Citta nya bertanding bagus dan bisa dapat point beberapa kali hingga unggul 7-1,” ujarnya.

Namun, saat dikonfirmasi terkait lawannya dengan niat mencedarai lutut Citta, menurut Tajuddin, berkilah tak mengetahui secara persis.

Baca Juga :  Persija Siapkan Tim Baru dan Pemain Asing Anyar

Begitu juga saat ditanya kenapa dirinya tak memberikan hukuman pelanggaran buat Khanza, tapi Tajuddin jawabannya mungkin sebelumnya sudah cedera.

Padahal sebelum bertanding, Citta tak mengalami cedera lutut tapi saat bertanding dan terjatuh malah kakinya diinjak beberapa kali hingga mengalami cedera.

“Kami sudah menyarankan si atlet (Citta) tak melanjutkan pertandingan dengan maksud agar cederanya tidan bertambah parah, tetapi terus melanjutkan pertandingan. Akibatnya Citta tidak bisa lagj main maksimal, sehingga lawannya (Khanza) memanfaatkan kelemahan yang bersangkutan untuk mendapatkan point. Akhirnya Citta kalah point saat waktu berakhir,” dalihnya. (ful/KPO-3)

Iklan
Iklan