PALANGKA RAYA, Kalimantanpost.com – Gubernur Kalimantan Tengah, H Sugianto Sabran mengajak warga untuk menanam cabe dan tomat, yang seringkali menjadi penyebab inflasi.
“Mari kita menanam cabe dan tomat di pekarangan,” ujarnya.
Ajakan tersebut disampaikannya kepada media usai memimpin rapat koordinasi terkait pelarangan angkutan kayu log dan batu bara melintas jalan ruas Bukit Liti – Bawan, Kamis (30/1/2025) lalu.
Rakor juga membahas masalah banjir dan tanah longsor, serta antisipasi inflasi.
“Saya tidak mengerti kenapa cabe bisa mahal, padahal sangat mudah kalau ditanam,” ungkapnya.
Apalagi lahan di Kalteng luas, tanahnya subur. “Ayo coba bagaimana agar minimal dua jenis tanaman ini kita ngak beli,” imbuhnya.
Untuk mencapai swasembada pangan khususnya beras, menurut Gubernur, sudah ada program food estate, dan pencetakan sawah baru yang merupakan Program Strategis Nasional (PSN) bersama pemerintah pusat.
Untuk komoditas lainya, Gubernur minta daerah terus melakukan pemantauan dan mengendalikan inflasi melalui Gerakan Pangan/Pasar Murah (GPM).
Menjawab ajakan menanam cabe rawit ini, Bank Indonesia Kalteng sendiri banyak membuka kebun cabe percontohan, terakhir membangun digital farming cabe di Kotawaringin Timur.
Namun untuk bawang merah dan putih, disebabkan kurang cocok di Kalteng sudah ada kerjasama dengan provinsi lain, seperti Bima agar selalu tersedia.
Menyikapi hal itu, Dinas Ketahanan Pangan (Hanpang) Kalteng menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), di halaman belakang Kantor Dinas Hanpang Palangka Raya, Rabu (5/2/25).
Plh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng, Bastiah, melalui stafnya Rahmah menjelaskan pasar murah tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat dengan menyediakan bahan pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
“Pasar Murah ini diharapkan dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari sehingga daya beli mereka tetap terjaga,” ujarnya.
Menurut Bastiah, animo masyarakat terhadap kegiatan GPM sangat positif. Terlihat dari banyaknya pengunjung yang antusias membeli bahan pangan yang dijual dengan harga subsidi, meski kualitasnya terjamin.
Terbukti hanya dalam waktu 1,5 jam sejak dibuka komoditas yang disediakan ludes dibeli warga, yang mengaku sangat terbantu memperoleh harga bapok murah itu.
GPM tidak hanya dilaksanakan di kota, namun juga di daerah perdesaan dan kabupaten di seluruh wilayah Provinsi Kalteng.
Bahan pokok yang dijual dengan harga subsidi antara lain beras premium dan SPHP seharga Rp 60.000 untuk 5 kg, bawang merah Rp 26.000 per kg, bawang putih Rp 38.000 per kg, gula pasir Rp16.000 per kg.
Berikutnya minyak goreng Minyakita Rp14.000 per liter, minyak goreng Fortune Rp18.000 per liter, dan telur ayam ras seharga Rp 50.000 per tray.
Menurut Rahmah, bapok yang dikeluarkan hari itu masing-masing untuk beras premium baik karau maupun pulen sebanyak 2 ton, beras SPHP 1 ton, gula 650 kg, telor 150 tray, bawang putih 80 kg, bawang merah 150 kg dan minyak goreng 650 liter.
Diketahui, menurut Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti Januari 2025 Kalteng mengalami deflasi -0,54 persen, dan pertumbuhan ekonomi 2024 melambat hanya 4,46, dibanding setahun sebelumnya mencapai 6,7 persen. Disarankan jelang puasa ramadhan harga akan melonjak khususnya ayam ras, Pemerintah Daerah ikut menyediakan stok ayam ras.
Jalin Kerjasama
Terkait kasus perbankan dan program ketahanan pangan, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalteng bersama Polda meningkatkan kerjasama pedoman kerja teknis dalam rangka penegakan hukum.
Peningkatan kerjasama tersebut, dituangkan dalam pedoman kerja teknis yang ditandatangi langsung oleh Kapolda Kalteng Irjen Pol Drs. Djoko Poerwanto dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng Yuliansah Andrias, di Kantor BI setempat, Jl. Diponegoro, Kota Palangka Raya, Selasa (4/2/2025).
Dilansir media online Langkah Kalteng, Selasa (4/2/2025), Yuliansah menyatakan penandatanganan ini merupakan tindaklanjut dari kerjasama antara Bank Indonesia dengan Polri pada tanggal 25 September 2024 tentang kerjasama dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BI dengan Polri.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas terlaksananya kegiatan ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nilai rupiah serta sistem keuangan,” ucapnya.
Dikatakan, sinergi dan kerjasama antar semua pihak menjadi kunci utama bagi pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas moneter. (drt/KPO-4).