BANJARMASIN, Kalimantanpost.com – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan sumber daya alam, seperti batu bara, emas, minyak bumi, dan hasil hutan. Eksploitasi sumber daya alam ini memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan pembangunan daerah.
Namun, disisi lain, eksploitasi yang berlebihan sering kali menimbulkan masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi yang kompleks.
Akibat eksploitasi sumber daya alam, telah terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan-jalan yang rusak, sungai keruh dan sedimentasi yang tinggi. Lobang lobang besar bekas tambang yang tidak direklamasi dengan baik telah pula menimbulkan banyak korban rakyat jelata.
Sementara sebagian elite politik baik di tingkat Pusat maupun daerah, tengah menikmati gurihnya hasil sumber daya alam tanpa harus menderita akibat bencana alam yang terjadi di banua. Ketika rakyat di banua sedang berjuang melawan bencana banjir misalnya, mereka bisa duduk santai menikmati secangkir kopi di ibu kota bahkan di mancanegara.
Nampaknya kekayaan sumber daya alam di banua lebih merupakan sebuah berkah bagi sebagian elit (pejabat dan pengusaha), sementara menjadi petaka bagi rakyat jelata.
Ibarat orang makan nangka, rakyat cuma dapat getahnya saja tanpa bias menikmati buah nangkanya. Apakah memang begitu kenyataannya ?
“Untuk membahasnya, kiranya menarik untuk digelar diskusi interaktif guna menggali lebih dalam apakah sumber daya alam di banua kita ini merupakan berkah atau justru menjadi petaka bagi rakyat jelata,” kata Ketua Panitia Pelaksana Diskusi Interaktif
Ir Sukhrowardi,MAP, Rabu (5/2/2025).
Diskusi rutin yang dilaksanakan Kalimantan Post ini di Room Inspiring Ngopi Tradisi Lantai 2 Km 5,7 Banjarmasin, Kamis (6/2) pukul 14.30 Wita.
Diskusi tersebut dihadiri dari Walhi, Fazri lawyer, akademisi, mahasiswa, praktisi lingkungan, pemerintah daerah, dan perwakilan masyarakat dan lain-lain.
Menurut Sukhro yang juga Kepala Divisi Pengembangan Media Kalimantan Post ini, tujuan Kegiatan diskusi ini
mengidentifikasi manfaat dan dampak eksploitasi sumber daya alam di Kalsel.
“Menganalisis keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi lingkungan.
Memberikan wawasan kepada elite dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, menyediakan ruang diskusi bagi pemangku kepentingan untuk mencari solusi atas permasalahan yang muncul.
“Diharapkan diskusi interaktif ini dapat menjadi wadah yang produktif dalam memahami lebih dalam dampak eksploitasi sumber daya alam di Kalimantan Selatan. Melalui diskusi ini, diharapkan muncul kesadaran dan solusi yang lebih baik dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan,” pungkas Sukhro yang nanti menjadi moderator. (ful/KPO-3)